Kadin Surabaya Bela Marung Madura, Sebut Strategi Diferensiasi Berdagang

author bacasaja.id

- Pewarta

Rabu, 15 Mei 2024 07:27 WIB

Kadin Surabaya Bela Marung Madura, Sebut Strategi Diferensiasi Berdagang

i

Ketua Kadin Surabaya H.M. Ali Affandi La Nyalla Mahmud Mattalitti

SURABAYA - Polemik antara warung atau toko "Madura" dengan toko modern terus mendapat sorotan. Kali ini, Ketua Kadin Surabaya, H.M. Ali Affandi La Nyalla Mahmud Mattalitti, menegaskan bahwa sebenarnya warung Madura adalah sebuah inovasi untuk membuat diferensiasi yang dilakukan oleh pelaku usaha setempat.

"Warung Madura itu sebenarnya toko serba ada. Dan strategi diferensiasinya adalah bahwa warung Madura itu buka 24 jam. Dan sah-sah saja warung Madura buka 24 jam sepanjang tidak ada aturan yang melarang," ungkap Mas Andi, panggilan keseharian H.M. Ali Affandi La Nyalla Mahmud Mattalitti di Surabaya, dalam rilis Kadin Jatim, Selasa (14/5/2024).

Lebih lanjut Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur tersebut mengungkapkan bahwa keberadaan warung Madura sebenarnya mendatangnya berbagai kemanfaatan bagi masyarakat Surabaya.

Pertama adalah terpenuhinya kebutuhan masyarakat Surabaya saat malam hari. Karena sebagai kota besar, aktifitas warga Surabaya tidak hanya 12 jam, bahkan banyak yang mulai beraktifitas 24 jam. "Ada banyak warga yang merasa terbantu dengan adanya warung Madura. Dan warung Madura sendiri, the riil economy dagang, di situ sangat membantu perputaran uang di kota Surabaya," katanya.

Warung Madura, lanjut Mas Andi, memiliki segmentasi berbeda dengan toko modern, baik toko modern besar ataupun kecil. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan warung Madura akan menggerus pasar toko modern tersebut.

Kedua, menjadi peluang bagi tenaga kerja di Surabaya. Warung Madura, ujar Mas Andi, telah memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja di Surabaya. Bisa dibayangkan, berapa banyak tenaga kerja yang bisa dipekerjakan jika satu warung Madura butuh 2-3 tenaga kerja.

"Kalau secara kinerja, kalau penjaga warung tiga shift, maka minimal mempekerjakan 3 orang, atau seminimnya dua orang. Sehingga secara tidak langsung, berapa banyak tenaga kerja yang terserap di sana," tandasnya.

Apalagi warung Madura sebenarnya bukan hanya milik orang Madura, tetapi ada banyak suku di Indonesia yang juga mengembangkan toko Madura. Toko Madura menjadi semacam "brand mark" untuk toko serba ada yang buka 24 jam.

Terkait rumor adanya pelaku usaha besar yang mendanai dan menguasai, mas Andi yakin hal itu tidak terjadi. "Saya pernah berkunjung ke toko Madura, saya berinteraksi dan diskusi warung Madura itu bukan hanya milik orang Madura tetapi ada banyak suku atau ras yang mengelola dan membuka warung Madura. Warung Madura hanya sebutan saja. Saya pernah menemukan ada orang Bugis buka warung Madura. Yang penting toko Madura itu terkenal buka 24 jam," pungkasnya.(KOminfto)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU