Jokowi: Indonesia Kecam Presiden Prancis yang Hina Islam

bacasaja.id
Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Prancis Emmanuel Macron

BACASAJA.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya bersikap soal kartun Nabi Muhammad SAW yang menjadi polemik internasional. Kepala negara ini mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menghina Islam.

"Indonesia mengecam keras terjadinya kekerasan di Paris dan Nice yang telah memakan korban jiwa, yang kedua Indonesia mengecam pernyatan Presiden Prancis yang menghina agama Islam yang telah melukai pernyataan umat islam di seluruh dunia," kata Jokowi melalui siaran Youtube, Sabtu (31/10/2020).

Jokowi menilai pernyatan Macron mencederai persatuan dunia. Dia mengatakan kebebasan berekespresi yang menodai simbol agama harus dihentikan.

"Kebebasan berekspresi yang menodai kesakralan simbol agama sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan," papar presiden dua periode ini.

Jokowi juga mengecam terorisme. Namun dia menegaskan terorisme tidak berhubungan dengan agama manapapun. "Terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apapun," tandas mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI ini.

Untuk diketahui, Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi perbincangan di negara muslim terkait pernyataannya yang dinilai menghina Islam karena mengaitkannya dengan teroris serta soal kartun Nabi Muhammad SAW.

Saat pidato pada awal Oktober, dia mengatakan Islam di seluruh dunia sedang mengalami krisis terkait radikalisme. Oleh karena itu, dia akan memperkuat sekalirisme di negaranya dengan mengubah undang-undang.

Dia juga akan memperketat pengawasan terhadap kelompok-kelompok Islam tertentu.

Selain itu, Macron menjadi buah bibir setelah mengatakan negaranya tak akan menyerah dengan kartun terkait pembunuhan guru sejarah Samuel Paty.

Ini mengindikasikan Macron memberikan lampu hijau terhadap penerbitan kartun serupa, memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Pria kelahiran Amiens, 21 Desember 1977 itu dilantik menjadi presiden Prancis sejak 14 Mei 2017 setelah mengalahkan Marine le Pen. Macron sebenarnya bukan sosok politikus tulen, latar belakangnya merupakan ekonom. (Ril/nt)

Editor : Redaksi

Hukum
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru