BACASAJA.ID - Debat perdana Pilwali Surabaya 2020 berlangsung cukup aktraktif. Eri Cahyadi-Armudji tampak kalem meski Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno menyerangnya. Justru pasangan calon (paslon) nomor urut 1 dinilai memiliki kelebihan dalam penguasaan data.
Debat perdana yang mempertarungkan Eri-Armuji dan Machfud-Mujiaman yang dihelat Rabu (4/11) malam, menarik perhatian masayarakat. Termasuk kalangan akademisi. Catur Suratnoaji, misalnya. Pengamat Politik dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya ini menilai dua paslon ini sebenarnya berimbang. Hanya saja, ia menyoroti gerak tubuh Calon Wakil Wali Kota Mujiaman. Beberapa kali mantan Dirut PDAM itu tertangkap kamera sedang berbisik kepada Calon Wali Kota Machfud Arifin (MA).
Menurutnya, ini mengindikasikan ketidaksiapan data dari paslon nomor urut 2. "Saya melihat pasangan Machfud Arifin-Mujiaman tidak begitu menguasai data," ujar Catur, Kamis (5/11).
Ia mencontohkan, beberapa kali MA memberikan pertanyaan yang tidak berbasis data. Namun hanya berdasarkan pandangan mata atau dalam bahasanya melalui blusukan ia menemukan permasalahan.
"Secara metodologis, pandangan mata (saat blusukan) itu tidak bisa dipertanggungjawabkan, bisa menjadi bias. Seharusnya dengan data," kata Catur.
Selain itu, Catur menilai pernyataan-pernyataan yang dilontarkan MA-Mujiaman lebih banyak bersifat menyerang (ofensif) untuk menjatuhkan lawan. Istilahnya membingkai sebuah pekerjaan dengan kegagalan.
"Apakah benar yang disebutkan berdasar pandangan mata itu sesuai fakta secara keseluruhan. Itu persoalannya," cetus Catur.
Menurutnya, secara keseluruhan debat perdana berlangsung aktraktif. Eri Cahyadi-Armuji unggul sedikit dibanding MA-Mujiaman. "Kalau misalnya saya beri skor, 80 vs 78 lah untuk keunggulan pasangan Eri Cahyadi-Armuji atas Machfud-Mujiaman. Keduanya terlihat tenang meski secara terus menerus diserang. Mereka terlihat cukup menguasai permasalahan serta solusi untuk Surabaya," terang Catur.
Penilaian hampir sama juga dilontarkan peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam. Menurutnya, dua paslon masih berimbang, karena masing-masing punya kelebihan dan kelemahan.
"Di setiap segmen debat tadi, masing-masing paslon punya plus minus. Bisa dikatakan debat kali ini berbagi skor," ujar Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura.
Surokim melihat paslon nomor 1 lebih defensif, sedang paslon nomor 2 ofensif. Eri Cahyadi tampil dengan bawaan kalem dan santai. Sedangkan Machfud Arifin tampil ofensif dengan membeberkan data-data yang harus dibenahi untuk Kota Surabaya.
"Kalau siapa yang dominan menguasai, saya kira ini berimbang. Karena kedua paslon ini juga pertama kali debat. Hanya bedanya, Mas Eri kalem, Pak Machfud ofensif," imbuhnya.
Mengenai penguasaan data, kata Surokim, kedua paslon sudah merupakan edukasi yang baik kepada para calon pemilih. "Sebagai sebuah panggung debat menurut saya sudah cukup bagus dan bisa memberi edukasi kepada pemilih, minimal adu data terjadi dan itu positif menurut saya. Semua pada akhirnya ada plus minusnya untuk sebuah panggung debat. Tapi dengan mengajukan data-data saya pikir itu menjadi debat yang juga positif," tutup Surokim. (Int/ji)
Editor : Redaksi