BACASAJA.ID- Muncul salah satu sosok tokoh pewayangan di kawasan Kalibokor Kota Surabaya, Kamis (3/6/2021).
Lelaki asal Kota Surabaya ini memakai kostum Petruk, yaitu salah satu tokoh punakawan dalam pewayangan.
Baca juga: Dishub Surabaya Tertibkan Parkir di Kawasan RS Adi Husada
Sambil berlari kecil, dia mengajak dan menyapa anak-anak di sekitar kawasan itu untuk mendengarkan cerita dongengnya.
Dengan sangat ekspresif dan aktraktif, Tokoh Petruk ditemani boneka kesayangannya, Ayis. Tokoh Petruk ini lalu bercerita tentang anak-anak yang hidup dibantaran kali, tetapi suka membuang sampah sembarangan.
Akibatnya, anak-anak itu merusak lingkungan. Membuat sungai tercemar dan banjir. Masih sambil mendongeng, anak-anak ini kemudian diberi beberapa bibit dan tanaman.
Tokoh Petruk, kemudian mengajak mereka untuk menanam bibit dan tanaman itu di bantaran kali. Tampak anak-anak berebut beberapa bibit dan tanaman yang dibagikan. Anak-anak itu kemudian mencari posisi untuk menanam.
Ada yang tampak bersenggolan, ada yang berebut tempat, dan ada yang bersenda gurau karena bisa berkumpul dengan teman-temanya lagi.
Baca juga: Antusiasme Tinggi, 1.283 Peserta se-Indonesia Ikuti Lomba Baca Puisi Karya Bung Karno
Siapa sangka, pegiat dongeng yang suka blusukan ini memilih lokasi Kalibokor, selain sebagai peringatan Hari Lingkungan Nasional.
Dia juga ingin meringankan trauma yang pernah dialami oleh anak-anak dikawasan itu. Mengingat kawasan itu adalah kawasan zona merah dari tindakan asusila.
Bahkan tidak sedikit anak-anak dikawasan ini yang menjadi korban atau tindakan atau tontonan dari orang dewasa yang tidak bertanggung jawab.
"Saya ingin mengajak adik-adik di Kalibokor ini untuk menjaga dan mencintai lingkungan," ucap Tokoh Petruk yang diperankan oleh pegiat dongeng Surabaya.
Baca juga: Surabaya Juara Futsal Porprov Jatim 2025
Sementar itu, Lurah Pucang Sewuu Kenny Pieter Tupamahu mengaku, dari kegiatan dongen dan literasi ini, anak-anak bisa teralihkan dari hal-hal negatif. Kenny juga mengatakan, beberapa anak-anak perempuan yang hadir juga tampak senang.
Edukasi literasi ini diharapkan bisa membantu anak-anak, khusunya anak-anak perempuan agar bisa belajar dan tidak lagi menjadi korban asusila.
"Paling tidak ini bisa mengalihkan mereka, agar tidak berbuat hal negatif, seperti balap sepeda liar," terang Kenny. (byta)
Editor : Redaksi