Warga Desa Besuki Tolak Pembangunan Wisata Pantai Midodaren

bacasaja.id
Pantai Midodaren di Desa/Kecamatan Besuki yang dibangun oleh investor

TULUNGAGUNG - Warga Desa/Kecamatan Besuki menolak pembangunan tempat wisata di Pantai Midodaren. Sebab pembangunan tempat wisata itu dilakukan tanpa sosialisasi terlebih dahulu pada warga.

Selain itu, warga ingin tempat wisata itu dikelola oleh warga sendiri, sehingga menjadi wisata desa.

Wakil Ketua Karang Taruna Desa Besuki, Arik Susanto (41) meminta pemerintah desa memberikan penjelasan pada warga terkait pembangunan tempat wisata tersebut.

Padahal warga setempat ingin mengelola sendiri Pantai Midodaren.

“Masyarakat berharap Desa Besuki memiliki wisatanya sendiri, dibangun warganya sendiri seperti desa yang lain,” jelas Arik, Selasa (7/6/22).

Wargapun menuntut penghentian sementara pambangunnan Pantai Midodaren. Sebab di masyarakat muncul gejolak, ada yang mendukung dan kontra pembangunan ini.

Pembangunan bisa dilanjutkan setelah diselesaikan dulu gejolak di masyarakat.

“Kalau sudah kondusif nanti dimulai lagi,” jelasnya.

Disinggung kenapa baru sekarang, mengingat pembangunan sudah separuh jalan, Arik tegaskan tidak pernah ada sosialisasi terhadap masyarakat.

Sosialisasi hanya dilakukan terhadap perwakilan lembaga yang ada di desa. Sehingga informasi itu tak sampai pada warga lainya.

“Kami masyarakat luas tidak tahu, tidak melibatkan masyarakat,” katanya.

Masyarakat mengetahui pembangunan itu pada 2 bulan lalu. Meski demikian pihaknya tak menutup pintu mediasi antara warga dan pihak investor.

Warga meminta agar warga dan UMKM diakomodir untuk bekerja dan bisa berjualan di lokasi tersebut.

Menurut Arik, warga sebenarnya sudah berupaya untuk membangun pantai Midodaren. Hal itu dimulai sekitar tahun 2014 lalu dengan membersihkan lokasi pantai.

Sayangnya pihak desa terkesan acuh dan tak menampung aspirasi warga.

“Potensi Midodaren itu pantainya luas,” katanya.

Sementara itu Kepala Desa Besuki, Suharto menampik jika belum mensosialisasikan ke masyarakat. Menurutnya sudah jauh hari sosialisasi dilakukan.

“Kami sudah menceritakan sejak lama, dari kami mendapat dana dan mensosialisasikan pada warga,” jelas Suharto.

Dalam pertemuan itu, warga juga mengusulkan adanya bagi hasil sebesar 5 juta per bulan. Warga juga meminta adanya tambahan ruko untuk UMKM warga Desa Besuki.

Saat ini usulan itu baru diakomodir 1 kios khusus BUMDES.

“Kami akan usulkan terkait itu (tambahan kios untuk UMKM),” katanya (JP/t.ag)

Editor : Redaksi

Hukum
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru