Prof Jimly: Jadi Rebutan AS-China, Indonesia Harus Siap Perang Dunia 3

bacasaja.id
Prof. Jimly Asshiddiqie

BACASAJA.ID - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang juga Pakar Hukum Tata Negara (HTN) Prof. Jimly Asshiddiqie mengungkapkan Indonesia harus bersiap menghadapi potensi perang dunia ketiga, setelah China dan Amerika Serikat mencapai puncak pertempurannya. Sedang medan tempurnya nanti itu bukan di wilayah negara adi daya itu, melainkan wilayah Laut China Selatan.

Menurut Prof Jimly, Indonesia menjadi "barang rebutan" kedua negara tersebut lantaran Indonesia merupakan negara yang sangat strategis.

"Mengingatkan semua warga bangsa kita bahwa kita ini sedang berada di bawah ancaman perang dunia ketiga. Jadi kita kita musti antisipasi kemungkinan-kemungkinan," ujar Jimly Asshiddiqie saat menjadi narasumber dalam serial diskusi daring Smart FM bertajuk "Setelah Suga dan Pompeo Bertandang", Sabtu (31/10).

"Dunia melihat Indonesia ini strategis. Maka semua kekuatan (Amerika dan China) itu rebutan bagaimana mempengaruhi Indonesia," lanjut Jimly yang juga Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini.

Apalagi, masih kata Jimly, medan tempur perang dunia ketiga nanti itu bukan di wilayah sekitaran Amerika Serikat, melainkan di wilayah Laut China Selatan.

"Medan tempurnya itu bukan di wilayah dekat Amerika tapi di Laut Cina Selatan," ungkapnya.

Atas dasar itu, Prof Jimly berharap kepada pemimpin bangsa dalam hal ini pemerintah untuk menyudahi "perang sendiri" di dalam negeri. Sebab, negara-negara di dunia tengah mempersiapkan langkah taktis dan strategis menghadapi perang dunia ketiga yang tinggal menunggu momentumnya tiba.

"Maka bangsa Indonesia jangan perang sendiri. Di intern pemerintah jangan perang sendiri dengan rakyatnya gitu loh. Di dalam negeri kita jangan asik perang sendiri, keluar kita nonton lalu kejepit," papar mantan Ketua MK.

Sebelumnya, Prof Jimly menyoroti kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo ke Indonesia menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis 29 Oktober 2020.

Kedatangan orang penting di negeri Paman Sam itu tidak pelak menimbulkan pertanyaan, ada apa di balik kunjungan tersebut? Jimly Asshiddiqie menilai saat ini Indonesia merupakan negara yang sedang diperebutkan negara-negara yang bersiap untuk perang.

"Posisi Indonesia sedang diperebutkan oleh negara-negara yang sedang bersiap untuk perang dunia. Peluang untuk tegak nonblok bebas dan aktif untuk kpentingan rakyat Indonesia terbuka. Kita dukung," kata Jimly dalam laman Twitternya, @JimlyAs, Jumat (30/10) kemarin.

Pendapat Jimly pun ditanggapi netizen dengan akun @ImamJumhuri yang menilai selama ini PDIP sebagai penguasa kurang memiliki "global political thingking" yang strategis. Alhasil, saat ini terkesan mendahulukan China.

"Tokoh-tokoh bangsa harus bersikap cerdas dan tegas. Ini saat sangat menentukan. PDIP sebagai penguasa kurang memiliki global political thinking yang strategis. Tahunya selama ini yang tampak hanya pokoknya China. Nasib bangsa dan negara dipertaruhkan. Memprihatinkan," tulis @ImamJuhuri.

Jimly tidak sependapat. Menurut dia, Amerika Serikat (AS) selama ini sombong dan senang mendikte disertai aksi menekan bangsa lain dengan sanksi ekonomi .

"Tidak perlu nuduh PDIP segala, nasionalismenya sudah jelas. Tapi AS juga jangan lagi terlalu sombong. Seperti pernah disebut Menko Luhut BP, para menteri AS diajak ketemu saja susah, maunya selalu medikte, menekan dengan sangsi ekonomi dan segala macam. Makanya banyak negara jadi condong ke RRC," sebut Jimly. (nt/rmo)

Editor : Redaksi

Hukum
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru