BACASAJA.ID - Seorang guru setingkat SMA berinisial MJK di Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung dinyatakan positif covid-19. Meski demikian, Pembelajaran tatap Muka Terbatas (PTMT) di sekolah MJK mengajar tetap jalan terus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Kasil Rokhmat mengatakan, meski positif covid-19, MJK tak menimbulkan klaster di sekolahnya. Dari informasi yang diterimanya, MJK alami gejala seperti sesak, batuk, mual dan lemas. MJK lalu menghubungi layanan Public Safety Center (PSC), Selasa (5/10/2021).
Baca juga: PTM 100 Persen di Surabaya Tunggu PPKM Level 1
"Dia mengeluhkan ada gejala, lalu menghubungi PSC. Dia bersama anaknya," ungkap Kasil, Kamis (7/10/2021).
MJK lalu dijemput oleh tenaga kesehatan dengan menggunakan APD Lengkap, dan dibawa ke RSDC Ngantru untuk mendapat perawatan medis.
Kasil melanjutkan, MJK mempunyai penyakit diabetes sejak 2 tahun terakhir. Akibat penyakitnya itu, MJK alami gangguan penglihatan, sehingga tak pernah ke sekolah untuk mengajar.
"Beliau tetap mengajar, tapi dari rumah secara daring. Jadi tidak pernah berinteraksi di sekolah," ungkapnya.
Pihaknya juga telah mengklarifikasi pernyataan MJK iyu dengan mendatangai pihak sekolah. Keterangan yang disampaikan oleh sekolah sama dengan pernyataan MJK.
Dengan demikian tidak ada kontak erat MJK di sekolah dan tidak menimbulkan klaster. Pelacakan hanya dilakukan pada keluarga M saja.
Baca juga: Covid-19 Melandai, Wakil Walikota Armuji sebut Kota Surabaya Siapkan PTM 100 Persen
"Jadi tidak ada pelacakan di sekolah, karena yang bersangkutan tidak pernah ke sekolah," sambung Kasil.
Terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur wilayah Tulungagung dan Trenggalek, Solikin katakan kejadian ini tidak membuat dengan kelangsungan PTMT di sekolah MJK.
Dengan tegas Solikin katakan PTMT tetap jalan terus.
“Tetap jalan,” jawabnya singkat dan tegas.
Baca juga: Pemkot Surabaya Terapkan PTM 25 Persen dengan Prokes Ketat
Untuk sementara, selama dirawat kewajiban MJK mengajar akan diambil alih oleh guru lainya. Lanjut Solikin, jika pun ada guru yang terkonfirmasi di sekolah, pembelajaran akan tetap berlanjut.
Mereka yang terkonfirmasi akan diistirahatkan untuk perawatan. Namun mereka yang sehat tetap akan melanjutkan pembelajaran seperti biasa.
" Yang kena saja yang diistirahatkan, sekolah tetap jalan. Kalau semua diliburkan, anak-anak yang dirugikan," pungkas Solikin. (JP/t.ag/RG4)
Editor : Redaksi