Surabaya Masuk 50 Besar Finalis Bloomberg Philanthropies Mayors Challenge Keenam

author Redaksi

- Pewarta

Kamis, 26 Jun 2025 21:57 WIB

Surabaya Masuk 50 Besar Finalis Bloomberg Philanthropies Mayors Challenge Keenam

i

Eri Cahyadi

SURABAYA - Kota Surabaya terpilih sebagai finalis dalam kompetisi “Mayors Challenge” keenam yang diselenggarakan oleh Bloomberg Philanthropies. Dalam ajang ini, Kota Surabaya masuk ke dalam daftar 50 besar finalis yang terpilih dari 33 negara di seluruh dunia.  

Ajang Mayors Challenge keenam ini, merupakan kompetisi untuk mendorong pemerintah daerah di seluruh dunia berinovasi meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sebuah kota. Inovasi yang diusung oleh Kota Surabaya kali ini adalah, meningkatkan kualitas air bersih, pengelolaan limbah dan sanitasi, serta pengembangan ekonomi dan tenaga kerja melalui penggunaan popok kain pakai ulang.

Baca Juga: Harumkan Nama Indonesia, Siswa SMP Surabaya Juara Olimpiade Matematika Dunia di Dubai

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) selama ini adalah mengurangi penggunaan bahan plastik, mulai dari kantong plastik, botol sekali pakai, hingga popok sekali pakai. Menurutnya, bahan yang terkandung di dalam plastik atau popok sekali pakai dapat mencemari sungai hingga membebani tempat pembuangan akhir (TPA) Benowo. 

"Inisiatif ini bukan hanya tentang popok, akan tetapi ini juga untuk melindungi sungai kita, meningkatkan kesehatan masyarakat, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga yang paling membutuhkan. Karena sungai kita adalah sumber daya vital, kita bergantung padanya setiap hari, jadi kita harus menjaganya tetap bersih dan bebas dari limbah berbahaya seperti popok bekas yang mengancam kualitas air,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Rabu (25/6/2025).

Di kesempatan ini, Wali Kota Eri mengajak masyarakat di Kota Surabaya untuk mulai mengurangi penggunaan kantong dan botol plastik hingga popok sekali pakai. Selain itu, ia juga mengimbau kepada warga Surabaya untuk tidak membuang limbah plastik dan popok sekali pakai ke sungai Brantas maupun Kalimas.

“Karena material bahannya yang kompleks dan berlapis, muncul bau, kurangnya nilai guna ulang, dan kontaminasi dengan patogen, sehingga popok ini mencemari lingkungan terutama sungai Brantas dan Kalimas. Karena perlu diingat, bahwa air minum yang dikonsumsi oleh warga Surabaya berasal dari sungai Brantas dan Kalimas yang diolah menjadi air bersih, selain itu juga dapat membebani tumpukan sampah di TPA Benowo,” jelas Wali Kota Eri. 

Wali Kota Eri menyebutkan, dengan menggunakan popok kain pakai ulang, tentu akan memberikan solusi berkelanjutan yang selaras dengan budaya lokal ke depannya. Mulai dari memberdayakan perempuan dan kelompok marginal untuk memproduksi popok kain, menurunkan biaya bagi keluarga berpenghasilan rendah, mengurangi risiko ruam dan infeksi saluran kemih, serta melibatkan tenaga kesehatan sebagai agen perubahan terpercaya di masyarakat.

“Kami ingin membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari generasi paling muda dan menginspirasi gerakan nasional bahkan global,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Program Inovasi Pemerintahan di Bloomberg Philanthropies, James Anderson menyampaikan, dalam ajang ini ada sekitar 630 inovasi yang diajukan pemerintah daerah di seluruh dunia. James menjelaskan, sepertiga proposal inovasi yang diajukan oleh pemerintah daerah dari negara Amerika Serikat (AS) dan Kanada paling banyak mengusulkan soal mengatasi perumahan dan tempat tinggal. 

Sedangkan setengah proposal lainnya berasal dari Afrika yang mengusulkan inovasi soal peningkatan pengumpulan dan pengelolaan limbah. Kemudian pemerintah daerah yang berasal dari wilayah Asia-Pasifik sebagian besar mengusulkan inovasi soal pengelolaan air, udara, dan infrastruktur pendukung yang lebih bersih. 

Baca Juga: Satpol PP Surabaya Tertibkan PKL dan Kendaraan Parkir Liar di Trotoar Kedungdoro

Selain itu, inovasi yang diusulkan oleh pemerintah daerah yang berasal dari negara Eropa, mayoritas ingin mencari solusi mengurangi kemiskinan dan meningkatkan inklusi sosial. “Sebanyak 50 ide finalis dipilih berdasarkan orisinalitas, potensi dampak, dan visi yang kredibel untuk implementasi,” kata James. 

Di kesempatan ini, lanjut James, Kota Surabaya berinisiatif menghadirkan pendekatan baru dalam layanan pengelolaan sampah dan sanitasi, yakni dengan cara memperkenalkan penggunaan popok kain pakai ulang. Menurutnya, cara ini dapat menangani limbah non-daur ulang langsung pakai dari sumbernya. 

Menurut James, dengan adanya popok kain berkualitas tinggi dan terintegrasi dengan produk lokal, serta diimbangi dengan edukasi kesehatan, maka secara tidak langsung akan membawa perubahan perilaku ke dalam layanan publik. Maka dari itu, kota ini dapat mengubah ancaman lingkungan besar dan menjadi pemicu peningkatan kesehatan masyarakat, penciptaan lapangan pekerjaan di tingkat lokal keberlanjutan jangka panjang.

“Itulah mengapa inovasi di tingkat kota bukan sekadar soal aksi besar, akan tetapi tentang menyelesaikan masalah sulit di tengah tekanan meskipun dengan alat yang terbatas dan sumber daya yang tidak sempurna. Para finalis Mayors Challenge ini menonjol bukan hanya karena ide-idenya yang kreatif, tetapi juga karena mereka merancang solusi yang memperhitungkan kompleksitas implementasi dan urgensi kebutuhan warga. Proposal mereka mencerminkan standar baru dalam pencapaian sektor publik yang ambisius, tetapi tetap realistis, terstruktur, dan berdampak nyata.” paparnya. 

Dalam ajang ini, Kota Surabaya akan menerima dana hibah sebesar USD 50.000 untuk membuat prototipe ide inovatifnya, yaitu sistem popok kain pakai ulang buatan lokal guna mengatasi ancaman lingkungan paling mendesak di kota ini, yakni limbah popok sekali pakai. 

Baca Juga: Sinergi Antar Daerah, Surabaya dan Blitar Teken MoU Komoditas Pangan

Dalam kesempatan ini, pejabat Pemkot Surabaya juga akan mengikuti Ideas Camp dari Bloomberg Philanthropies pada bulan Juli 2025 untuk mengembangkan dan menguji ide mereka melalui masukan dari para pakar dan sesama finalis. Pada Januari 2026, sebanyak 25 kota dengan ide paling menjanjikan akan menerima hibah tambahan sebesar USD 1 juta serta dukungan operasional untuk merealisasikan gagasan mereka.

Di sisi lain, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dedik Irianto menambahkan, ketika popok sekali pakai dibuang ke sungai Brantas atau Kalimas, maka zat berbahaya yang terkandung di dalamnya akan mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia. Karena, popok sekali pakai tidak seperti sampah plastik lainnya yang bisa didaur ulang. 

“Popok tidak dapat didaur ulang dan hanya menumpuk di tempat pembuangan akhir. Maka dari itu, mengurangi limbah popok harus langsung dari sumbernya, sehingga dapat mengurangi beban TPA dan memungkinkan anggaran pengelolaan sampah bisa dialihkan ke program prioritas yang lebih penting,” pungkas Dedik. 

Diketahui, 50 kota finalis tersebut diantaranya adalah Kota Abha (Arab Saudi), Kota Addis Ababa (Ethiopia), Kota Ansan (Korea Selatan), Kota As-Salt (Yordania), Kota Barcelona (Spanyol), Kota Beaverton (Amerika Serikat), Kota Beira (Mozambik), Kota Belfast (Inggris Raya), Kota Benin City (Nigeria), Kota Boise (AS), Kota Boston (AS), Kota Budapest (Hungaria), Kota Cap-Haïtien (Haiti), dan Kota Cape Town (Afrika Selatan). Selanjutnya, juga ada Kota Cartagena (Kolombia), Kota Cauayan (Filipina), Kota Choma (Zambia), Kota Cuenca (Ekuador), Kota Detroit (AS), Kota Fez (Maroko), Kota Fukuoka (Jepang), Kota Ghaziabad (India), dan Kota Ghent (Belgia). 

Selain itu, ada juga Kota Greater Visakhapatnam (India), Kota Helsinki (Finlandia), Kota Honolulu (AS), Kota Kanifing (Gambia), Kota Kyiv (Ukraina), Kota Lafayette (AS), Kota Lower Hutt (Selandia Baru), Kota Maceió (Brasil), Kota Marseille (Prancis), Kota Medellín (Kolombia), Kota Meksiko (Meksiko), Kota Naga (Filipina), Kota Ndola (Zambia), Kota Netanya (Israel), dan Kota Nouakchott (Mauritania). Selanjutnya, yakni Kota Pasig (Filipina), Kota Rio de Janeiro (Brasil), Kota San Francisco (AS), Kota Seattle (AS), Kota Seoul (Korea Selatan), Kota Sialkot (Pakistan), Kota South Bend (AS), Kota Surabaya (Indonesia), Kota Taipei (Taiwan), Kota Toronto (Kanada), Kota Turku (Finlandia), dan Kota Yonkers (AS). (*)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU