BACASAJA.ID - Dibalik senyum saat memperingatkan warga untuk patuh protokol kesehatan, ada sebuah dilema yang dirasakan NewMan.
"Sepatu e kegeden nggarai sikil ku loro' celetuk NewMan sambil tertawa di antara kerumunan.
Baca juga: Identitas Visual "Surabaya City of Heroes" Resmi Dapat Pelindungan Hak Cipta
Lelaki berkostum serba hijau dengan sayap dan perpaduan warna orange itu terus berjalan seperti Super Hero pada serial film-film masa kini.
Superman versi Kota Surabaya ini, berbeda dengan Superman yang dikagumi oleh anak-anak pada umumnya. Berkepala botak dan memiliki perut yang buncit sempat menyita perhatian publik. Sambil menenteng pengeras suara, ikon yang menamakan diri New Man ini mengagetkan para pengunjung.
Terdengar bunyi 'Ayo masker e ojok di plorot, dipakai yang benar. Jangan bergerombol'. Begitu katanya yang terus menerobos kerumunan pengunjung. Ikon Kota Surabaya, New Man merupakan tokoh ciptaan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya atau Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya.
'Biasakan yang Tidak Biasa’ kembali di gaungkan untuk mensosialisasikan protokol kesehatan demi mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan. Bila selama ini ikon New Man hanya berbentuk foto dan video yang tersebar di berbagai media sosial, reklame dan mural di berbagai lokasi, kini ikon New Man langsung beraksi ke lapangan.
Ikon yang diperankan langsung oleh Camat Sawahan M. Yunus itu langsung beraksi mengeliling ke Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan Mal Tunjungan Plaza (TP) Surabaya. Camat Sawahan M. Yunus melepas pakaian kedinasannya dan bertugas menjadi New Man pada setiap akhir pekan.
Baca juga: Hindarkan Masyarakat Dari Jeratan Pinjol, BPR SAU Surabaya Tawarkan Bunga Kredit Lebih Rendah
Ia juga mengaku Ikon New Man merupakan ide dari Tri Rismaharini yang saat itu meminta jajarannya di Pemkot Surabaya untuk membuat ikon supaya masyarakat selalu ingat kepada protokol kesehatan.
Ide itu kemudian diterjemahkan oleh Wakil Sekretaris IV Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya yang sekaligus Kepala BPB Linmas, Irvan Widyanto, dengan membuat ikon New Man.
“Kebetulan yang dipilih oleh Pak Irvan saya, karena perut saya buncit dan kepala saya botak, mungkin ini unik, sehingga saya wakafkan diri saya ini untuk terus mensosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat, supaya Covid-19 ini cepat selesai di Surabaya. Apalagi, kalau hanya penertiban terus saya kira warga bosen ya, makanya beliau bikin ini,” kata Yunus.
Baca juga: Eri Cahyadi Sharing Optimalisasi PAD Bersama Wali Kota Lubuk Linggau
"Awalnya sempat dilema karena harus memikirkan perasaan istri dan anak-anak saya. Tetapi syukur mereka tidak mempermasalahkan," imbuhnya.
Oleh karena itu, ia juga mengajak kepada warga Kota Surabaya untuk terus disiplin menjaga protokol kesehatan. Apalagi, saat ini sudah ada Perwali 67 yang memberlakukan denda bagi pelanggar protokol kesehatan sebesar Rp 150 ribu.
“Jadi, bagi pengusaha dan masyarakat sebagai individu akan didenda Rp 150 ribu jika melanggar protokol kesehatan, dan itu tidak perlu sidang. Makanya ayo kita sama-sama disiplin,” tungkasnya. (Byta)
Editor : Redaksi