BACASAJA.ID - Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Kabupaten Trenggalek, Rabu (16/12/20) memberikan bantuan kepada 15 penyandang disabilitas, berupa kaki palsu dan alat bantu mobilitas.
Ketua Puspa Novita Hardini Mochamad, SE, merasa terharu melihat puluhan penyandang disabilitas di Trenggalek, yang mendapatkan bantuan kaki palsu gratis.
Kabupaten Trenggalek dipilih karena dianggap dalam penangananan disabilitas sudah paripurna.
Sementara bantuan kaki palsu dan beberapa alat bantu mobilitas merupakan produk Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Solo.
“Kabupaten Trenggalek masuk salah satu wilayah yang paling siap, karena penanganan masalah disabilitas sudah dianggap paripurna, mungkin bisa kita anggap ini tidak hanya sekedar bantuan, melainkan hadiah untuk Trenggalek," ucap Novita Hardini mantan istri Wakil Bupati Trenggalek, kepada awak media.
Memang belum semua penyandang disabilitas yang bisa mendapatkan bantuan dari Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Kabupaten Trenggalek.
Masih banyak penyandang disabilitas yang masih membutuhkan.
Tentunya banyak berharap kegiatan seperti ini, bisa merambah ke seluruh wilayah atau masyarakat Trenggalek yang membutuhkan.
Ditanya mengenai perasaannya, Novita mengatakan, jujur ia berurai air mata, karena setiap melihat kondisi sosial yang seperti ini, sangat menguras emosional. Membayangkan betapa luar biasanya setiap individu mereka berjuang dengan kehidupan, dengan keterbataaan fisik yang mereka miliki.
Bantuan kaki palsu dan beberapa alat mobilitas gerak ini tentunya sangat membantu. Terlihat beberapa penerima merasa senang karena aktifitasnya dipermudah dengan alat tersebut.
Memang ada beberapa yang membutuhkan penyesuaian karena belum pernah menggunakan.
Untuk itu diperlukan latihan agar bisa menggunakan. Ditempat yang sama Trianto, perwakilan BBRSPDF Solo mengatakan, pada kegiatan yang dilakukan di Kabupaten Trenggalek, balai besar rehabilitasi ini menemukan ada 18 penyandang disabilitas yang memerlukan alat bantu mobilitas.
"Diantaranya ada yang membutuhkan kaki palsu, terus ada diantaranya korset dan beberapa macam alat mobilitas lainnya," terang Trianto.
Selain itu, kegiatan pembagian alat bantu mobilitas bagi penyandang disabilitas ini juga ditujukan sebagai uji coba. Apakah alat bantu ini sudah sesuai dengan kebutuhan penyandang disabilitas yang ada.
"Alhamdulillah sebagian sudah ada yang sesuai dan memang ada yang masih menyesuaikan karena mereka belum pernah memakai alat bantu seperti ini. Semoga bisa lekas menyesuaikan lanjut salah satu pejabat di balai besar ini. Karena untuk bisa menggunakan alat bantu tersebut memang membutuhkan latihan secara terus menerus, " tambah Trianto (j/g/las)
Editor : Redaksi