BACASAJA.ID - Keberadaan minyak goreng sulit ditemukan di pasaran Tulungagung beberapa waktu terakhir. Stok yang ada di toko swalayan langsung habis diserbu pembeli.
Di sisi lain muncul pedagang minyak dadakan di media sosial, yang mempunyai stok hingga puluhan kardus.
Baca juga: Pastikan Tepat Sasaran, Kemensos Ajak Masyarakat Turut Awasi Penyaluran BLT Minyak Goreng
Tentu saja kondisi ini dikeluhkan oleh pedagang kelontong yang kesulitan memperoleh minyak untuk dijual kembali.
Salah satunya diungkapkan oleh Aris Sutini, pemilik toko kelontong dari desa Gesikan Kecamatan Pakel.
Aris harus menunggu selama 2 jam lebih untuk memperoleh 2 pak minyak atau 24 botol minyak goreng.
Aris mengaku sudah antri sejak pukul 07.30 WIB, dan baru memperoleh minyak pada pukul 10.00 WIB. 24 minyak itu habis dalam waktu kurang dari sehari.
“Sudah sejak pagi tadi antri,” jelas Aris, Kamis (24/2/22).
Minyak yang diperoleh nantinya akan dijual lagi, sebagaian digunakan sendiri.
Minyak yang diperoleh pun bukanlah merk ternama, yang sering diiklankan di media masa.
Menurut Aris minyak merk ternama sudah hampir mustahil diperoleh.
Aris menebus minyak itu dengan harga sekitar 13 ribu per botol kemasan 900 mili liter. Minyak itu dijual lagi dengan harga 14 ribu perbotol.
“Keuntungannya sekitar seribu rupiah,” terangnya.
Baca juga: Atasi Kelangkaan Minyak Goreng, Pemprov Jatim Gelontorkan 3.500 Ton ke - 17 Daerah
Sementara itu pemilik toko penjual minyak goreng tempat Aris kulakan minyak goreng, Bunarto katakan stok minyak di tokonya aman.
Meski diakui stok minyak menipis, lantaran frekuensi belanja minyak warga meningkat sejak pemerintah menerapkan harga minyak 1 harga pada 19 Januari 2022 lalu.
“Insya Allah cukup pak, setelah beberapa lama kita kekurangan masyarakat seperti kehausan (baca kekurangan),” jelasnya.
Bunarto memperkirakan situasi ini akan berakhir di akhir bulan Februari ini.
Di tokonya ada 2 jenis minyak goreng yang dijual. Minyak goreng kemasan botol dan minyak goreng kemasan jerigen plastic.
Untuk kemasan botol dijual dengan harga Rp. 12.300 per botol kemasan 900 mili liter. Sedang untuk kemasan jerigen ukuran 20 liter dijual dengan harga Rp. 13.500 per liter.
“Pembelian kita batasi 1-2 jerigen, kemasan botol 1-2 pak per orang. Ini untuk pemerataan,” terangnya.
Kiriman 4 ribu liter minyak goreng habis diserbu pembeli dalam sehari. Bunarto akui memang terbatas. Sehingga dilakukan pembatasan pembelian.
Minyak yang dijual adalah minyak sawit DMO (Direct Market Obligation) atau ketentuan terkait wajib pasok dalam negeri.
Minyak DMO merupakan penyisihan minyak ekspor sebesar 20 persen, dan wajib dijual di dalam negeri, yang harganya sudah ditentukan oleh pemerintah. (JP/t.ag/rg4)
Editor : Redaksi