BACASAJA.ID - Di tengah harga kedelai yang belum normal karena melambung tinggi, sejumlah pengrajin tahu rupanya masih produksi.
Meski begitu, agar tak makin merugi resiko pun diambil dengan cara mengurangi ukuran tahu hingga pengurangan karyawan.
Seperti yang terlihat pada Kamis, (24/02/2022), salah satu produksi tahu Jalan Ir. Sutami, Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih.
Para karyawan tahu, tampak melakukan rutinitas seperti biasanya. Ada yang bertugas menghaluskan kedelai menggunakan selep, ada yang mengolah bubur menjadi tahu, hingga karyawan yang bertugas memotong tahu.
Pemilik produksi tahu Hapid Effendi mengatakan, pihaknya tetap produksi tahu karena beberapa hal. Pertama ia tak ingin pelanggannya kabur ke tempat produksi yang lain.
"Sayang kalau pelanggan yang biasa beli ke kita lari ke yang lain, selain itu mau tidak mau kita tetap produksi karena juga ada karyawan yang harus kita perhatikan," ucap Hapid.
Lanjut Hapid, harga kedelai terus mengalami kenaikan. Agar tak makin merugi, ia pun harus melakukan siasat dengan cara mengurangi ukuran tahu dan mengurangi jumlah karyawan.
"Kalau kemarin karyawan ada 9, namun kini berkurang jadi 7. Ini juga karena dampak kenaikan harga kedelai sehingga efisiensi itu dilakukan," tambah Hapid.
Dalam sehari, Hapid menghabiskan kurang lebih 2 sampai 3 kwintal kedelai. Harganya, pernah kwintal Rp 1.670.000, dimana menghasilkan 20 resep atau 20 balok tahu.
Salah satu pembeli tahu, Sunarsih (40) warga Desa Jorongan, Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo mengatakan, harga tahu yang ia beli Rp 26 ribu untuk ukuran satu bak tahu, padahal harga biasanya Rp 15-16 ribu per satu bak.
Sebagai penjual cilok, ia pun mengikuti harga tahu yang naik. Sebab, untuk kebutuhan hidupnya yang memang berjualan cilok.
"Ya semoga harganya normal Mas, kalau begini kan pembeli juga bisa tidak beli karena harganya mahal," harapnya.
Diketahui untuk saat ini, harga bahan baku tempe dan tahu mencapai Rp 12.000 per kilogram. Harga tersebut terus naik dari harga sebelumnya. Harga sebelumnya hanya Rp 9.500 sampai Rp 10.000 per kilogram.
Dengan kenaikan harga kedelai impor tersebut, produsen kesulitan untuk menjual tahu tempe dengan harga normal. (DWR/RG4)
Editor : Redaksi