Mahasiswa UNISLA Demo Tuntut SK Pembekuan BEM Dicabut, Dosen Tabrak Karangan Bunga Dan Geber Gas

author bacasaja.id

- Pewarta

Jumat, 15 Jul 2022 19:55 WIB

Mahasiswa UNISLA Demo Tuntut SK Pembekuan BEM Dicabut, Dosen Tabrak Karangan Bunga Dan Geber Gas

i

Mobil yang dikendarai dosen diduga sengaja merusak sarana aksi mahasiswa dengan menabrakkan mobil ke karangan bunga dan kursi yang dibawa BEM Unisla, Jumat (15/7/2022)

LAMONGAN - Belasan mahasiswa Universitas Islam Lamongan (Unisla) menggelar aksi menuntut SK pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dicabut.

Aksi mahasiswa ini dipimpin langsung oleh Ketua BEM Unisla, Febri Hermansyah dengan memasang karangan bunga di pintu gerbang Unisla yang bertuliskan, Inna Lillahi Winna Ilaihi Rojiun, Turut Berduka Cita Atas Matinya Mimbar Akademi di Unisla.

Baca Juga: 3 Orang Tewas Terpanggang di Kafe Mahkota Lamongan, Bagaimana Bisa Terjadi? Ini Kata Polisi

Tidak sekedar memasang karangan bunga, para mahasiswa ini juga bergantian berorasi. Para mahasiswa menuntut agar pihak rektorat mencabut SK pembekuan BEM Unisla.

Ketua BEM Unisla, Febri Hermansyah mengungkapkan, bahwa kebebasan akademik merupakan hak anggota sivitas akademika dalam melaksanakan dan mengembangkan ilmu, teknologi, seni melalui kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan norma dan kelaziman akademik yang berlaku.

"Pembekuan organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah sikap otoriter kampus," tegasnya.

Diungkapkan, ada 4 fokus muatan materi kritikan dan tuntutan oleh BEM Unisla. Di antaranya adalah aspek akademis, aspek keuangan, aspek kemahasiswaan dan aspek saran prasarana.

"Itu semua kritikan ilmiah melalui kajian oleh BEM Unisla," ungkapnya.

Berangkat dari kajian dan kritikan tersebut, menurut Febri, dijawab pihak rektorat dengan dibekukannya BEM Unisla. Dan ini mencederai hak atas kebebasan berekspresi.

BEM Unisla menilai adanya tindakan kesewenang-wenangan oleh birokrasi kampus terkait pembekuan BEM Unisla. Juga adanya tindakan intimidasi, intervensi, kriminalisasi yang dilakukan oleh birokrasi kampus.

Febri memastikan, pihaknya akan terus bergerak jika tuntutan pencabutan SK pembekuan BEM Unisla tidak dikabulkan.

Aksi sebanyak 12 mahasiswa dari BEM ini berakhir dan selama aksi juga dilakukan dengan santun.

Namun, spontan ada yang mengagetkan bagi pendemo dan sejumlah awak media. Tiba-tiba mobil Avanza warna hitam nopol B 1171 UYG yang masuk dari pintu gerbang kampus menabrak karangan bunga yang dipasang para mahasiswa dan kursi milik kampus yang ada di titik mahasiswa demo.

Mobil nopol B 1171 UYG yang dikemudikan oleh seorang dosen itu bahkan tidak hanya sekali menabrakkan kendaraannya.

Baca Juga: Satu Keluarga asal Surabaya Kecelakaan di Lamongan, Mobilnya Taabrak Tiang Listrik

Insiden itu diulang dua kali hingga menyebabkan kursi besi dengan empat dudukan itu rusak.

Sejumlah Satpam kampus tidak bisa berbuat banyak, hanya memandangi aksi sang dosen yang sengaja menabrak kursi dan karangan bunga yang dijadikan sarana mahasiswa beraksi itu.

Usai menabrakkan mobilnya, pendidik itu mundur dan berhenti sekitar 7 meter dari TKP dan menggeber gas kendaraannya hingga beberapa lama.

"Kan menghalangi saya mau lewat," ujar sang dosen.

Mendapati insiden itu, Ketua BEM Unisla mengungkapkan, bahwa perusakan itu bukan dilakukan oleh mahasiswa.

Ia meminta yang ada di lokasi untuk menilai sendiri dengan apa yang telah dilakukan oleh oknum dosen.

Baca Juga: Anggota DPD RI Lia Istifhama Apresiasi Bus TransJatim Gresik - Paciran

Sementara itu, seorang dosen kepada wartawan mengungkapkan, bahwa apa yang menjadi kritikan para mahasiswa itu sudah dijawab.

"Dua kali BEM diundang dan ternyata mahasiswa yang mengemukakan sejumlah tuntutan itu bukan BEM, tapi aliansi mahasiswa. Gak ada kop BEM dan tidak atas nama BEM," ungkapnya.

Menurutnya pihak kampus sudah sangat terbuka. Bahkan membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk mempertahankan sikap idealismenya. Hanya pihak rektorat juga berpesan agar mereka menyelesaikan tahapan pendidikannya.

"Itu termasuk menyelesaikan skripsinya," katanya. (SUR)

 

 

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU