Insentif Nakes tak Maksimal, Anggota DPRD Surabaya Minta Pemkot Refocusing APBD Lunasi Sisa Insentif

author bacasaja.id

- Pewarta

Rabu, 11 Agu 2021 17:15 WIB

Insentif Nakes tak Maksimal, Anggota DPRD Surabaya Minta Pemkot Refocusing APBD Lunasi Sisa Insentif

i

Anggota DPRD Kota Surabaya, Tjutjuk Supariono.

BACASAJA.ID - Setelah lama tertunda, insentif untuk tenaga kesehatan (nakes) puskesmas dan rumah sakit di Surabaya akhirnya mulai dicairkan. Namun, pembayaran insentif kali ini hanya 75 persen.

Beberapa nakes sempat mengeluhkan terkait pembayaran insentif yang tidak maksimal ini. Keluhan ini langsung direspon oleh Pemerintah Kota Surabaya, bahwa besaran 75 persen ini sudah dikaji oleh tim ahli dan sudah dikonsultasikan ke Kemenkes serta Kemendagri.

Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Tjutjuk Supariono meminta Pemerintah Kota Surabaya untuk memprioritaskan pelunasan insentif nakes ini dengan melakukan refocusing anggaran pada APBD-P nanti.

“Anggaran insentif nakes 2021 di Rencana Umum Pengadaan (RUP) adalah sekitar 90 Miliar. Kemarin sudah keluar 89 Miliar, padahal tahun anggaran baru setengah jalan,” ujar Tjutjuk, Rabu (11/8/2021).

Selain itu, Tjutjuk juga mengusulkan, bahwa perlunya refocusing anggaran untuk membayar sisa insentif yang belum dibayarkan oleh Pemerintah Kota Surabaya.

“Dengan adanya Keputusan Menkes Nomor 01.07/MENKES/4239/2021, besaran insentif dapat disesuaikan dengan APBD masing-masing. Keuangan Kota Surabaya memang sedang tidak baik. Maka, untuk sementara Pemkot belum mampu membayarkan insentif secara penuh. Namun, saya menghimbau Pemkot Surabaya agar jangan lupa melunasi sisa insentif ini. Kerja cepat nakes harus diapresiasi setinggi-tingginya,” ujar politisi PSI tersebut.

Sejak pandemi Covid-19, Tjutjuk mengatakan, bahwa para nakes sudah bekerja keras dalam penanganan pandemi Covid - 19, yang membuat nakes dan masyarakat berhak mengerti bagaimana perhitungan perolehan 75 persen untuk insentif nakes di Surabaya.

Apabila merujuk pada Keputusan Menkes Nomor 01.07/MENKES/4239/2021, besaran insentif dengan batas tertinggi untuk dokter spesialis yaitu 15 juta per orang per bulan.

Sedangkan untuk peserta PPDS, yaitu Rp12,5 juta per orang dalam satu bulan. Kemudian untuk dokter umum dan dokter gigi, sebesar 10 juta per orang per bulan.

Selanjutnya, untuk perawat dan bidan sebesar 7,5 juta per orang per bulan dan untuk nakes lainnya yaitu 5 juta per orang per bulan.

“Berdasarkan Keputusan Menkes ini, insentif nakes dibedakan berdasarkan beban kerja nakes dalam penanganan Covid-19. Semakin tinggi risiko nakes terpapar Covid-19, maka semakin besar insentifnya. Di dalam Keputusan Menkes tersebut juga dipaparkan formula perhitungan insentifnya. Pertanyaan saya, dari mana didapatkan besaran 75 persen tersebut? Formulanya seperti apa?" keluhnya. (byta/rg4)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU