BACASAJA.ID - Ratusan Pesilat dari 9 perguruan silat di Tulungagung berkumpul di Rest Area Desa Jarakan Kecamatan Gondang, Minggu (24/4/22) sore.
Sembilan perguruan pencak silat itu adalah PSHT, IKSPI, Pagar Nusa, Cipta Sejati, Cempaka Putih, Persinas ASAD, Porsigal, SH Winongo dan Perisai Diri.
Mereka tergabung dalam Forum Komunikasi Perguruan Pencak Silat (FKPPS) Kecamatan Gondang.
Mereka membagikan takjil untuk pengguna jalan yang melintas.
“Dari kegiatan ini kami berharap terjalin tali silaturahmi yang mempererat persaudaraan lintas perguruan,” ujar Ketua FKPPS Kecamatan Gondang, Lamuji.
Lamuji akui selama ini perguruan silat mendapat pandangan miring di masyarakat.
Pesilat sering dicap pembuat onar, lantaran sering terjadi perkelahian di tingkat bawah.
Dengan kegiatan ini diharapkan bisa menghapus pandangan masyarakat pada citra pesilat.
“Kami ingin menghapus pandangan masyarakat itu. Para pesilat bisa bersatu, bekerja sama untuk negara dan umat manusia,” terang Lamuji.
Menurutnya FKPPS satu-satunya yang ada di Tulungagung. Pihaknya berharap bisa menular ke wilayah kecamatan lainya, meski banyak provokasi.
“Belakangan provokasi mulai bermunculan, seperti perusakan banner-banner milik perguruan silat. Ada juga hasutan agar berkonflik dengan perguruan lain,” ungkapnya.
Jika terjadi gesekan, maka tetua yang tergabung dalam FKPPS akan mengambil langkah kekeluargaan, dan mencegah konflik meluas.
“Bisa saja provokasi datang dari mereka yang tidak mau melihat para pesilat lintas perguruan ini rukun. Atau mungkin ada yang belum tahu sisi positif FKPPS,” sambung Lamuji.
Lamuji menjelaskan, FKPPS awalnya didirikan oleh empat perguruan pencak silat, yaitu PSHT, Pagar Nusa, Cipta Sejati dan Perisai Diri sekitar 5 tahun lalu.
Semangat yang dibawa FKPPS menular pada perguruan lain, hingga tergabung 9 perguruan silat.
Diakui konflik antar anggota perguruan silat acap terjadi di Tulungagung. Terutama di wilayah selatan, seperti Kecamatan Bandung, Besuki, Campurdarat dan Besuki.
Tak jarang konflik ini meluas hingga ke wilayah lain secara sporadis.
Polisi pun menindak tegas para perusuh tersebut tanpa memandang latar belakang perguruan. Namun nyatanya konflik masih sering terjadi. (JP/t.ag/RG4).
Editor : Redaksi