SURABAYA - Adanya musyawarah Dewan Kesenian Surabaya tandingan kini mulai ramai diperbincangkan. Kini salah seorang peserta musyawarah buka suara.
Peserta yang enggan disebut namanya itu mengaku mengaku termasuk dalam 100 daftar undangan yang diundang oleh tim pembentukan dks tandingan. Namun dirinya heran yang mendatangi hanya 48 orang dari 100.
Baca juga: Juara Umum Lagi, Surabaya Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Porprov Jatim 2027
"Yang hadir 48 orang, dimana ketua terpilih dapat 22 suara," ungkap peserta itu saat dihubungi lewat telepon.
Tidak hanya itu, dirinya menceritakan musyawarah yang berlangsung singkat dan terkesan terburu-buru.
“Jadi ya musyawarahnya berlangsung singkat sekali. Jam 11 sudah selesai, padahal diperkirakan akan selesai sore hari setelah dihentikan untuk solat Jumat. Tapi sebelum adzan berkumandang, musyawarah dinyatakan selesai," katanya.
Baca juga: Satpol PP Surabaya dan Bea Cukai Sidoarjo Sita 981 Bungkus Rokok Ilegal
"Lancar, tidak ada yang interupsi maupun protes, bahkan yang sering terdengar adalah teriakan serempak, setuju," imbuhnya.
Di akhir acara, saat akan kembali pulang, dirinya mengaku dicegat untuk diminta tandatangan. Dirinya lalu kaget ada amplop berisi limapuluh ribuan.
"Selesai acara kami diminta tandatangan dan diberi amplop kecil, isinya selembar uang limapuluhribuan,” kata peserta musyawarah tersebut.
Baca juga: Kunjungi MPP Siola dan Puskemas Tambakrejo Surabaya, MenPAN-RB Puji Transformasi Layanan Publik
Sebagaimana diketahui, Pemkot Surabaya melalui Disbudpar enggan nengakui musyawarah DKS tahun 2019. Dalam musyawarah itu Chrisman Hadi terpilih sebagai ketua.
Lalu Walikota mengeluarkan SK Wali Kota nomor 188.45/282/436.12/2022 yang ditandatangani pada 25 April membentuk tim untuk membuat DKS tandingan. (*)
Editor : Redaksi