JAKARTA - Pekerjaan rumah untuk Presiden terpilih Prabowo Subianto diawal masa tugasnya sebagai Presiden Indonesia adalah backlog di sektor perumahan. Salah satu program Prabowo dalam bidang perumahan disebut-sebut adalah dihidupkan kembali Kementerian Perumahan yang terpisah dari Pekerjaan Umum.
Salah satu pengertian backlog adalah kurangnya pasok perumahan, backlog rumah adalah kondisi kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah yang dibutuhkan rakyat. "Singkatnya, backlog rumah berarti krisis kebutuhan akan kepemilikan rumah," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto di Jakarta, Minggu (16/9/2024).
Baca Juga: RUU Kementerian Negara Disetujui, Prabowo Diingatkan DPR Soal Ini
Menurut Iwan, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) angka backlog 9,9 juta. Survei ini dilakukan dengan metode Purposive Random Sampling dan Hasil Susenas 2023, backlog 9,9 juta.
Baca Juga: Susunan Kabinet Masih Digodok Prabowo, Ini Bocorannya
Sebelumnya , Ketua Umum Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto mengatakan hingga saat ini, belum ada data terbaru mengenai backlog. Untuk saat ini masih dengan data di 2023 yang menyatakan masih ada 12,7 juta yang belum memiliki rumah.
Baca Juga: Prabowo Subianto Jalani Operasi Kaki, Presiden Jokowi Ikut Menjenguk
Kementerian PUPR melaporkan capaian Program Sejuta Rumah (PSR) hingga akhir Juli 2024 sudah menembus 617.622 unit. Atau sekitar 59,23 persen dari total target nasional dan jika dilihat capaian PSR Juli 2024, 617.622 unit mengalami peningkatan. (RRI)
Editor : Redaksi