SURABAYA- Saat ini Indonesia sedang dilanda demam Kang Dedi Mulyadi (KDM). Media sosial dibanjiri konten-konten mendidik tentang aksi dan kinerja KDM sebagai Gubernur Jawa Barat.
Panglima Nahdliyin Bergerak (NABRAK) Firman Syah Ali pun angkat bicara terkait demam Dedi Mulyadi. Menurut Firman Syah Ali, wajar jika masyarakat demam KDM karena KDM memang sangat aktif memberikan pendidikan politik kepada para pejabat publik di seluruh Indonesia melalui konten-kontennya.
Baca Juga: Firman Syah Ali Apresiasi Pesantren Karate di Gresik
"Wajar masyarakat demam KDM, karena KDM selama ini aktif memberikan pendidikan politik kepada para pejabat publik melalui konten-konten di media sosial" ujar pendiri Konfederasi Olahraga NU (KONU) ini.
"Semua yang diidealkan rakyat tentang sosok pejabat publik ada pada diri KDM, terutama terkait kreatifitas, dedikasi, inovasi, keberanian ambil resiko dan lain-lain" lanjut tokoh masyarakat Madura ini.
Firman Syah Ali tidak setuju kalau apa yang dilakukan KDM dituding sebagai pencitraan. Menurutnya itu pendidikan politik bukan pencitraan.
"Beberapa warganet memberi komentar bahwa yang dilakukan KDM adalah pencitraan, menurut saya itu pendidikan politik, bukan pencitraan. Kalaupun ada unsur pencitraan, itu tidak apa-apa, itu namanya expo tentang kebenaran dan kebaikan. Lha sekarang kejahatan dan keburukan saja berani terang-terangan, masak kebenaran dan kebaikan harus sembunyi-sembunyi? Kita umat beragama diperintahkan menyembunyikan kebaikan kan dalam ordinary situation, bukan dalam extra ordinary situation. Ini kejahatan dan kebatilan merajalela, mereka bangga dan terang-terangan, maka kebenaran dan kebaikan harus tampil lebih bangga dan lebih terang-terangan" lanjut tokoh NU ini.
Baca Juga: Jawa Timur Siap Menangkan Kejurnas INKADO 2025
Namun Firman Syah Ali mengaku belum mengenal langsung sosok KDM. Dia ingin bertemu dan berkenalan langsung dengannya.
"Saya sebetulnya tidak mengenal langsung sosok KDM, saya hanya kenal melalui media sosial. Tapi itu sudah cukup bagi saya memberikan penilaian sebagai bagian dari publik. KDM unggah aktivitasnya untuk diketahui publik dan saya menilainya sebagai bagian dari publik. Semoga saya masih bisa bertemu dan kenal langsung dengan beliau" lanjut Penasehat Yayasan Bantuan Hukum Pelopor ini.
Menurut Firman Syah Ali, pendidikan politik yang diberikan oleh KDM tidak sama dengan yang sudah-sudah, yang pernah dilakukan orang lain.
Baca Juga: Menjawab Pertanyaan Warganet, Firman Syah Ali : Saya Memang Tidak Maju Pilkada, Tidak Lobi Partai
"Ada yang menyama-nyamakan dengan aksi masuk gorong-gorong yang dilakukan oleh figur lain di masa lalu, menurut saya sangat jauh dari itu, baik dalam segi kualitas, spontanitas, kenaturalan dll. KDM sangat menghayati, menikmati dan terlihat sudah terbiasa dengan itu semua" lanjut tokoh GP Ansor ini.
Sebagai penutup, Firman Syah Ali meminta para Kepala Daerah untuk tidak gengsi meng-ATM semua yang telah diposting oleh KDM.
"KDM ini role model, teladan, uswatun hasanah, maka saya minta para pejabat tidak perlu ragu dan gengsi untuk meng-ATM aksi-aksi KDM. meng-ATM di sini adalah Amati, Tiru dan Modifikasi, sehingga nanti akan ada added value dalam pelaksanaan tugas para pejabat sehari-hari" pungkas Aktivis 98 ini. (*)
Editor : Redaksi