Klarifikasi Klaster Pondok Pesantren, Kemenag Surabaya Ungkap Bukti

author bacasaja.id

- Pewarta

Rabu, 16 Jun 2021 15:39 WIB

Klarifikasi Klaster Pondok Pesantren, Kemenag Surabaya Ungkap Bukti

i

Pasien Covid-19 dibawa ke RSLI Surabaya

BACASAJA.ID - Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Surabaya akhirnya buka suara soal klaster Pondok Pesantren di Kota Surabaya. Kemenag menegaskan tidak ada Klaster Pondok Pesantren. Sedang adanya 14 orang terpapar Covid-19 yang disebut santri, menurut Kemenag mereka bukan belajar di Pondok Pesantren.

Pihak Kemenag juga sudah mendatangi Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI), pada Jumat 11 Junu 2021 kemarin, untuk meminta kejelasan perihal informasi tersebut yang diduga menjadk klaster pondok pesantren.

Baca Juga: Terbitkan SE Kewaspadaan dan Pencegahan Penularan COVID-19, Eri Cahyadi : Nggak Usah Panik!

Perihal informasi itu, diketahui bahwa lokasi yang diduga sebagai klaster pondok pesantren, berada di wilayah Petemon III.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, lokasi yang dimaksud itu bukan merupakan pondok pesantren, tetapi itu adalah lembaga kursus Bahasa Arab.

"Kami sudah cek langsung ke Jalan Petemon III itu setelah mendapatkan informasi dari pihak Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) ternyata itu bukan pondok pesantren. Jadi tidak ada klaster pondok pesantren saat ini di Surabaya," kata Kasi Diniyah dan Pondok Pesantren, Kantor Kemenag Kota Surabaya, Abdul Hakim usai dikonfirmasi, Rabu (16/6/2021).

Lebih lanjut, kebenaran informasi, bahwa lokasi yang dituju itu bukan merupakan Pondok Pesantren, didapatkan langsung dari pengurus tempat kursus itu dan juga warga disana.

Menurutnya, ketika ada lokasi yang disebut sebagai pondok pesantren itu masuk di dalam daftar Kemenag.

Hingga saat ini, pondok pesantren di Kota Surabaya berjumlah 120 pondok. Sedangkan yang sudah masuk di dalam data resmi baru mencapai 58 pondok.

Baca Juga: Siaga COVID-19, Dinkes Kota Surabaya Pastikan Belum Ada Kasus Terkonfirmasi

"Kalau pondok sudah masuk dilist (Kemenag) dan warga sekitar bahkan RT/RW setempat mengaku itu juga bukan pondok pesantren hanya lembaga kursus saja," jelasnya.

Dia mengakui jika di lokasi itu memang ditemukan beberapa orang siswa yang menetap disana. Lantaran mereka berasal dari luar Kota Surabaya. "Memang ada yang menetap disana. Siswanya juga dari luar Surabaya," ungkapnya.

Abdul Hakim pun memastikan bahwa pihaknya sudah melayangkan surat kepada pihak RSLI, guna mengklasifikasikan jika temuan ini bukan merupakan ketegori klaster pondok pesantren.

"Ya, sudah kami surati pihak RSLI yang menjelaskan bahwa itu bukan pondok pesantran," tegasnya.

Baca Juga: Kemenkes Terbitkan SE Covid-19, Wali Kota Eri Imbau Warga Gunakan Masker Jika Sakit

Termasuk juga dengan menerbitkan surat edaran kepada seluruh pondok pesantren yang ada di Kota Surabaya, agar tetap memperketat penerapan protokol kesehatan.

"Sudah kemarin instruksi dari Pak Kepala Kantor Kemenag untuk membuat edaran prokes di seluruh pondok. Bahkan santri yang sudah masuk ke pondok juga harus bebas Covid-19 dengan menunjukkan hasil swab," tandas Abdul Hakim.

Sebagaimana yang diketahui, sebelumnya sempat terdapat dua orang yang diduga sebagai santri di salah satu pondok pesantren di Kota Surabaya reaktif melalui tes antigen, setelah terjaring dalam penyekatan di Jembatan Suramadu.

Kemudian, mereka dilakukan tes PCR dan hasinya positif. Langkah pelacakan dan pengembangan temuan dilakukan. 14 orang itu berasal dari tracing. (byta)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU