BACASAJA.ID - Alat pendeteksi Covid-19 karya guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD yang bernama I-Nose C-19 akhirnya dimanfaatkan untuk memeriksa kesehatan panitia Lho ITS (ILITS) 2021 yang sedang bertugas di Laboratorium Pemrograman Departemen Teknik Informatika ITS.
Hal ini untuk memastikan semua panitia yang sedang bertugas secara luring dalam keadaan sehat dan bebas dari virus corona yang sedang mewabah saat ini.
Baca juga: Mantap! Asisten II Kota Surabaya Raih Gelar Doktor di ITS
“Kita tetap sadar akan pentingnya protokol kesehatan. Karenanya, kami harus memastikan semua panitia yang hadir dalam keadaan yang fit,” ungkap Ketua Pelaksana ILITS, Auliansyah Rizki Teknikade.
BACA JUGA: Manfaatkan Robot Hybrid, Dosen ITS Bantu Dokter saat Proses Operasi
Sebagai agenda tahunan yang menjadi wadah pengenalan ITS kepada dunia luar, pelaksanaan ILITS tahun ini tetap berlangsung meskipun harus dilakukan secara daring selama dua hari, 6 – 7 Februari ini. Untuk melakukan siaran langsung dan koordinasi acara, sebagian panitia diharuskan hadir dan bertugas secara luring.
Untuk menghindari kemungkinan buruk, seperti munculnya klaster Covid - 19, I-Nose C-19 digunakan sebagai alat skrining panitia ILITS, sebab memiliki tingkat akurasi sebesar 90 persen.
Seperti diketahui, i-nose c-19 bekerja dengan mengambil sampel dari bau keringat ketiak (axillary sweat odor) seseorang, setelah didapatkan sampelnya, bau akan diubah menjadi sinyal listrik kemudian diklasifikasikan oleh artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
BACA JUGA: Ahli ITS Bisa Deteksi Covid-19 dari Bau Keringat Ketiak
Baca juga: Wali Kota Eri Cahyadi Bertekad Gunakan Teknologi Ciptaan ITS untuk Sejahterakan Warga Surabaya
Sebelum memasuki ke Studio Siaran di Laboratorium Pemrograman Departemen Teknik Informatika, panitia yang bertugas diharuskan duduk sebentar untuk menggunakan rangkaian alat tes sederhana dari I-Nose C-19.
“Bentuk alatnya seperti selang yang memiliki bundaran di ujung, kami diharuskan menjepit ujungnya di dekat ketiak seperti memakai termometer begitu,” urai Rizki menjelaskan bagaimana proses skrining menggunakan I-Nose C-19 tersebut.
Kemudian sistem akan mulai melakukan deteksi kesehatan pengguna. Setelah tiga sampai lima menit proses deteksi berlangsung, pengguna akan menerima pesan pemberitahuan mengenai hasil tesnya melalui aplikasi perpesanan Whatsapp.
BACA JUGA: Cegah Droplet, Abmas ITS Rancang Gagang Pintu Anti Covid-19
Baca juga: Asosiasi Dosen ITS Bergerak, Tuntut Pilpres 2924 Harus Jujur dan Damai, Dukung Capres Siapa sih?
“Sebelum tes, kami diminta untuk mengumpulkan KTP dan nomor telepon untuk kepentingan pengumpulan data,” sambungnya.
Hasilnya, sebanyak 42 orang panitia ILITS yang hadir luring di Surabaya semuanya dinyatakan sehat dan negatif dari Covid-19. Menanggapi hal ini, Rizki mengaku amat bersyukur karena semua rekannya dalam keadaan sehat dan rangkaian kegiatan ILITS-pun dapat berlangsung dengan lancar.
“Menggunakan i-nose c-19 merupakan pengalaman baru yang keren dan menarik. Ikut bangga juga menggunakan alat ciptaan bangsa sendiri,” pungkasnya. (byta/rg4)
Editor : Redaksi