BACASAJA.ID - Jembatan Joyoboyo yang didanai APBD 2020 hingga mencapai Rp 39 miliar, gagal diresmikan sesuai target, pada Desember 2020 lalu. Namun kali ini, jembatan yang menjadi icon baru kota Surabaya siap dibuka setelah uji kelayakan beban.
Jika Jembatan ini tuntas, maka bisa membantu kelancaran lalulintas, terutama akses keluar masuk kota. Sehingga Jembatan Joyoboyo akan menghubungkan Frontage Road (FR) Barat Jalan Ahmad Yani melalui Jalan Pulo Tegalsari ke Jalan Joyoboyo.
Baca juga: Jembatan Sawunggaling Dikonsep Bu Risma, Begini Harapannya
Sayangnya, mendekati detik-detik habisnya masa jabatan Whisnu Sakti Buana, ia tak melirik Jembatan Joyoboyo, hingga pakar dan tim ahli uji dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah melakukan uji kelayakan pada Selasa (16/2/2021) lalu.
Pakar Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Dr Ir Putu Raka menjelaskan sebanyak dua truk besar diterjunkan dengan muatan masing-masing seberat 50 ton, sehingga total keseluruhan 100 ton.
Berikutnya, tahap pertama truk berjalan beriringan, dengan kecepatan lima kilo meter per jam. Satu di depan sedangkan satu truk lagi berada di belakang.
“Lalu kedua, truk kembali melintasi jembatan. Namun berbeda posisi, kali ini secara paralel. Artinya truk berada di sebelah kiri dan kanan,” kata Putu Raka, pada Kamis (18/2/2021).
Ia menjelaskan, dari pengujian tersebut pihaknya mendata hasil dari pemantauannya yaitu ukuran lendutan. Lendutan atau defleksi adalah perubahan bentuk pada benda karena tertimpa beban. Oleh sebab itu, untuk konstruksi aspal beton, seperti Jembatan Joyoboyo, batasan kelendutan 1/800. Artinya dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan, defleksinya itu sudah memenuhi standar.
“Jadi jembatan ini sudah memiliki kemampuan layanan ketika menerima beban kendaraan atau beban yang lewat,” ungkapnya.
Baca juga: Telan ABPD Rp 39 M, Mengapa Jembatan Joyoboyo Belum Juga Diresmikan?
Ia menyimpulkan, Jembatan Joyoboyo telah dinyatakan layak dan kuat menahan beban. Namun begitu, pakar pun memberi rekomendasi agar Jembatan Joyoboyo ke depan secara berkala melakukan uji kelayakan terutama di bagian ketahanan kaki jembatan.
“Jadi harus kerap dicek penahan jembatan yang menjadi salah satu icon Kota Pahlawan,” urainya.
Sementara itu, Kepala Laboratorium Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS, Dr Budi Susanto menjelaskan, untuk meminimalisir kerusakan, Pemkot Surabaya diberi rekomendasi untuk rajin melakukan perawatan minimal setiap tahun.
Baca juga: Pengusaha Mendukung, tapi Pertanyakan Prosedur karena Gagal Diresmikan
“Jadi untuk meminimalisir terjadinya kerusakan pada bagian jembatan itu,” kata Budi Susanto.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga (DPUBMP), Erna Purnawati menjelaskan, untuk pembangunan fisik Jembatan Joyoboyo itu sudah 100 persen selesai. Akan tetapi saat ini pihaknya sedang menunggu kelengkapan administrasi.
“Karena itu salah satu persyaratan harus diperiksa inspektorat dahulu. Untuk kekuatan bebannya oleh pakar dari ITS,” pungkasnya. (byta/L1)
Editor : Redaksi