BACASAJ.ID –Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini membeberkan alasan pembangunan Jembatan Sawunggaling dan Terminal Intermoda Joyoboyo, di Jl. Raya Wonokromo Kota Surabaya. Risma yang dulu sempat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya ini menuturkan konsep pembangunan jembatan ini untuk penanganan masalah intermoda dan keterpaduan moda di Kota Surabaya.
“Sebetulnya konsep ini bukan hanya konsep jembatan. Dulu memang rencananya juga ada trek, dan kemudian ketemu di lantai dua dan kemudian ketemu dengan bus. Sehingga kalau beralih itu memudahkan pergerakan,” terang Risma, Minggu (2/5/2021).
Baca Juga: Telan ABPD Rp 39 M, Mengapa Jembatan Joyoboyo Belum Juga Diresmikan?
Selain itu, Risma mengatakan Jembatan Sawunggaling ini juga membantu untuk mengakses tempat parkir dan Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ), serta area di Kawasan Surabaya barat. “Terminalnya memang konsepnya untuk antarmoda, jadi ada trem, ada bus dan ada angkot. Di situlah kemudian ini berfungsi sebagai terminal penghubung antarmoda. Di sini bisa naik angkot, kemudian naik bus antarkota bisa di sini naik bus. Jadi menghubungkan warga bisa menyeberang dari sini,” papar Risma.
“Ini terkoneksi lansgung ke Kebun Binatang, kami berharap para pengunjung dari Jembatan Sawunggaling bisa parkir di sini (TIJ). Karena di beberapa titik di hari tententu seperti lebaran, parkir sepeda motor sampai meluber sehingga mereka parkir di jalan. Tujuannya juga untuk mengurangi kemacetan,” sambungnya.
Tidak hanya itu, TIJ juga memiliki konsep pengenalan UMKM dengan puluhan stand yang ada di lantai atas. Hal ini dikonsep oleh Risma agar seluruh aspek di Kota Surabaya bisa berkontribusi. “Memang dulu konsepnya untuk menyatukan itu, jadi setiap apapun yang kita bangun bisa berkontribusi. Jadi kemarin saya nitip (UMKM) itu ada di sini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad menyampaikan, pembangunan jembatan ini bertujuan untuk mendukung transportasi yang masuk TIJ. Selain itu pula untuk mendukung peningkatan jumlah pengunjung KBS.
Baca Juga: Selangkah Lagi, Jembatan Joyoboyo yang Didanai Rp 39 M Bakal Dibuka
"Jembatan Sawunggaling saat ini telah menjadi ikon baru Kota Surabaya yang juga sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Surabaya melalui jalan wisata," kata Irvan.
Ia menjelaskan, jembatan ini memiliki panjang sekitar 136 meter yang menghubungkan ruas Frontage Wonokromo dengan Jalan Gunung Sari. Sedangkan untuk lebar jembatan, mencapai sekitar 17 meter dan Lebar Badan Jalan sekitar 7 meter.
"Kemudian, struktur utama pada bentang di atas sungai menggunakan beton precast berupa voided slab yang terbagi dalam 3 bentang, yakni 24 meter, 18 meter dan 16 meter. Sedangkan pada bentang di atas tanah, menggunakan full slab," jelas dia.
Baca Juga: Pengusaha Mendukung, tapi Pertanyakan Prosedur karena Gagal Diresmikan
Kemudian untuk bangunan pelengkap, Irvan menyebut, pilon jembatan dengan tinggi sekitar 20 meter dilengkapi dengan tangga untuk naik ke mezzanine. Lalu, dilengkapi pula dengan Big tree lamp dengan tinggi 6 meter yang dapat menyala berwarna-warni lengkap dengan running text.
"Dilengkapi juga dengan dancing fountain atau air mancur yang bergerak seirama dengan lagu yang diputar. Sedangkan Railling Jembatan, menggunakan kaca tempered yang ditempeli stiker dan lampu hias," pungkasnya. (byta)
Editor : Redaksi