SURABAYA - Seiring berkembangnya teknologi, banyak anak-anak yang kecanduan bermain smartphone dan komputer untuk bermain. Hadir untuk mengalihkan kebiasaan anak jaman sekarang, Putri Pariwisata Jawa Timur,
Karina Aliya Afandi mengajak anak-anak di Surabaya untuk bermain permainan tradisional.
Gadis 12 tahun itu hadir dalam aksi dan rutinitas yang dilakukan sekelompok pemuda di Kampung Dolanan. Terletak di Kampung Dolanan, Jalan Kenjeran, Simokerto, Surabaya, ia menjauhkan anak dari kecanduan permainan di gadget.
"Biar memiliki aktivitas dan biar gak main hp terus sama bisa mainan tradisional serta sosialisasi dengan warga sekitar. Sebagai memori juga bagi mereka agar bisa diingat terus sampai besar," kata Karina, Minggu (18/9/2022).
Karina menambahkan sangat senang hadir dalam kegiatan tersebut. aksi dan rutinitas yang dilakukan sekelompok pemuda di Kampung Dolanan sangat positif. Sebab, bisa menjauhkan anak dari kecanduan permainan di gadget.
"Saya senang sekali bisa hadir dalam kegiatan positif seperti ini. Menjadi putri pariwisata tentunya saya mendukung kegiatan seperti ini," tambah Karina.
Permainan tradisional itu kian digelorakan lagi oleh sekelompok anak muda di Kampung Dolanan di Jalan Kenjeran gang 4c, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya. Di kampung yang diresmikan sejak 13 Desember 2016, sekelompok anak dari jenjang TK, SD, hingga SMP bermain aneka jenis permainan tradisional.
Ketua Kampung Dolanan, Mustofa mengatakan, pada dasarnya para anak-anak melakukan aktivitas permainan tradisional pada umumnya. Selain itu, pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Hari ini ada Putri Anak Jatim, Karina Aliya Afandi (12) datang di kampung dolanan untuk belajar bersama dan ikut mensosialisasikan tentang permainan tradisional," kata Mustofa saat dikonfirmasi, Minggu (18/9/2022).
Dalam mensosialisasikan permainan tradisional, pihaknya juga memvisualisasikan melalui mural. Beragam gambar dan tulisan permainan tradisional disematkan dalam tembok hibah dari masyarakat setempat.
"Kami juga lakukan mural di tembok yamg sudah disediakan oleh pemilik lahan digambar dengan permainan tradisional dan kita juga bekerja sama dengan muralis," ujarnya.
Pria yang akrap disapa Cak Mus itu mengungkapkan, ada beragam permainan yang dilakukan. Mulai dari ular naga panjang atau sliwuran, lalu kotak pos, hulahup, egrang tali bambu, hingga cublek-cublek suweng.
"Dulu setiap pekan bersama mahasiswa, kalau sekarang anak-anak SMP dan SMA, setiap pekan sekali di hari Sabtu," tuturnya. (DEN)
Editor : Redaksi