SURABAYA– Universitas Airlangga (UNAIR) resmi mengumumkan tiga nama yang lolos Uji Kepatutan dan Kelayakan (UKK) dalam proses pemilihan Calon Rektor (Carek) untuk masa jabatan 2025–2030. Para calon ini ditetapkan berdasarkan hasil penilaian Senat Akademik Universitas yang berlangsung pada Senin (15/4/2025) dan akan diajukan kepada Majelis Wali Amanat (MWA) untuk proses pemilihan selanjutnya.
Tiga calon rektor terpilih berdasarkan abjad adalah:
Baca Juga: Pertama Kali! Kota Surabaya jadi Tuan Rumah Penyelenggaraan ICAS ke-13
- Prof. Dr. Dwi Setyawan, S.Si., M.Si., Apt.
- Prof. Dr. Koko Srimulyo, Drs., M.Si
- Prof. Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin.
Ketiga kandidat tersebut terpilih melalui proses yang ketat dan transparan, termasuk melalui serangkaian tahapan mulai dari seleksi administratif, Uji Masyarakat Kampus (UMK) hingga Uji Kepatutan dan Kelayakan (UKK) yang dinilai oleh Senat Akademik UNAIR.
Ketua Senat Akademik UNAIR, Prof Nursalam MNurs (Hons), menjelaskan bahwa dalam sesi penilaian UKK, sebanyak 48 anggota senat memberikan suaranya dan mengusulkan tiga nama calon terbaik. “Dari 48 suara tadi, maka terpilihlah tiga nama tertinggi, yakni Prof Koko, Prof Madyan, dan Pak Dwi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof Nursalam menekankan bahwa penilaian tidak semata-mata dilakukan secara kuantitatif, melainkan juga mempertimbangkan catatan kualitatif dari panelis UMK. “Pemimpin harus punya integritas, kapabilitas, dan akseptabilitas. Pada saat kita menulis nama, yang dinilai bukan angka, tapi kapabilitas,” jelasnya.
“Pada Uji Masyarakat Kampus juga ada catatan kualitatif dari panelis bahwa calon ini begini. Jadi dari sini juga sudah bisa menjadi representatif sivitas akademika,” tambahnya.
Baca Juga: Unair Buka Pendaftaran Kedokteran Banyuwangi, Kuota 50 MABA
Prof Nursalam mengatakan, selanjutnya ketiga nama ini akan diserahkan dan dinilai langsung oleh Majelis Wali Amanat yang terdiri dari senat akademik, unsur masyarakat, tenaga kependidikan, dosen, mahasiswa, dan ex officio menteri (bidang pendidikan). MWA akan memilih satu dari tiga calon yang telah ditetapkan.
“Sesuai pedoman MWA, ketiga calon ini akan presentasi maksimal 10 menit di depan MWA, lalu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Kami juga sudah menyerahkan CV dan naskah calon rektor ke MWA,” jelasnya.
Proses pemilihan oleh MWA akan dilakukan melalui dua tahap, yakni musyawarah mufakat dan voting jika tidak tercapai mufakat. “Nantinya ada 21 suara. Menteri memegang 35 persen suara atau setara 10 suara. Sementara 20 anggota lainnya membawa satu suara masing-masing,” terangnya.
Baca Juga: Dicopot dari Dekan FK Unair, Prof. Budi Ajukan Klarifikasi Keberatan: Demi Rumah Besar Kita
Sebagai penutup, Prof Nursalam menyampaikan keyakinannya bahwa ketiga calon rektor yang terpilih adalah yang terbaik. “Menurut saya, tiga ini adalah pilihan terbaik dan akan memberikan kontribusi terbesar untuk UNAIR. Harapan kita, rektor nanti bisa membawa UNAIR lebih baik lagi, melanjutkan apa yang sudah baik selama ini, sehingga tidak ada persoalan atau gejolak internal yang muncul. Saya ingin prinsip Excellence with Morality tetap terjaga,” tegasnya.
Proses ini, lanjutnya, mencerminkan komitmen UNAIR dalam menjunjung tinggi transparansi, akuntabilitas dan kapabilitas dalam memilih pemimpin yang akan membawa UNAIR menuju universitas kelas dunia. (*)
Editor : Redaksi