BACASAJA.ID – Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah tahun ini, nampaknya tidak berbeda dengan tahun kemarin, dimana pandemic Covid – 19 masih menjadi hantu bagi para sopir bus antar kota/antar provinsi.
Untuk kedua kalinya, Pemerintah kembali mengeluarkan aturan larangan mudik yang berlaku mulai tanggal 6 sampai 17 Mei mendatang. Bukan hanya larangan mudik yang kembali digaungkan, tetapi Addendum mengenai pengetatan perjalan juga sudah buat oleh Ketua Satgas Pusat yang berlaku sejak 22 April lalu.
Baca Juga: Hari Pertama Tidak Ada Sidak ASN, Begini Alasan Bupati Trenggalek
Hal ini kemudian memantik kekecewaan dari supir bus di lingkungan terminal Purabaya Surabaya. Jika pada tahun-tahun sebelum pandemik Covid – 19, mereka bisa mengais rejeki melalui ramainya masyarakat yang melaksanakan mudik lebaran.
Namun, dua tahun berturut-turut ini mereka terpaksa mengikuti kebijakan Pemerintah, yang dianggap merugikan profesi mereka di lapangan.
Seperti Anugrah, salah satu sopir bus antar kota mengatakan, jika kebijakan ini membuat rekan sejawatnya kecewa.
Baca Juga: Arus Balik, Warga Surabaya Diimbau Sertakan Hasil Swab
“Kenapa selalu di momen lebaran? Ini sudah kedua kalinya. Kami sekarang tidak bisa berharap apapun, otomatis kami libur total. Maka yang kami harapkan itu momen lebaran, tapi kenapa malah dilarang mudik,” keluh Anugrah, Kamis (29/4/2021).
Anugrah juga mempertanyakan, apakah Pemerintah juga bisa bertanggung jawab dan menaungi para supir bus selama larang mudik itu berlangsung.
“Bisa tidak pemerintah bertanggung jawab untuk nasib kami? Di hari biasa saja kami pendapatannya sudah minus,” imbuhnya.
Baca Juga: Pemudik Asal Surabaya Gratis Swab Antigen, Begini Caranya
Bahkan, ia mengungkapkan, bila selama masa pandemic Covid – 19, pendapatan yang mereka dapat semakin tidak menentu.
“Pendapatan kami minus, tidak seperti dulu. Sedangkan untuk beli solar saja kesulitan, apalagi untuk gaji para kru. Kami minta tolong lah, Pemerintah bisa bertanggung jawab untuk supir bus,” tandas Anugrah. (byta)
Editor : Redaksi