BACASAJA.ID - Lantaran menggelar orasi di sebuah gereja, ustadz nyentrik Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah sempat dihujat netizen. Ada yang menyebut pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta, itu sesat. Bahkan ada yang menuding kafir. Lantas apa kata Gus Miftah?
Gus Miftah menggelar orasi kebangsaan di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta Utara. Orasi ini viral di media sosial. Kata Gus Miftah, ia datang ke GBI atas undangan panitia. Namun ia tidak sendiri. Ada sejumlah tokoh lainnya seperti Gubernur DKI Jakarta serta tokoh agama dari NU dan FKUB.
Baca Juga: Gus Miftah: Penanaman Kebencian kepada Pemimpin bisa Memicu Radikalisme
"Setelah beredar orasi kebangsaan saya di sebuah gereja di Jakarta Utara, tepatnya di GBI Penjaringan atas undangan panitia, saat itu saya hadir bersama Gubernur DKI Mas Anies Baswedan, Sekjen PBNU Gus Helmy, dan beberapa tokoh agama ada FKUB lah, dan itu atas undangan mereka," kata Gus Miftah dalam akun Instagramnya yang terlihat, Senin (3/5/2021).
Gus Miftah menjelaskan acara yang diberikan kepadanya itu adalah orasi kebangsaan di peresmian gereja, bukan dalam rangka peribadatan. Gara-gara inilah dirinya dihujat oleh netizen.
Baca Juga: Diburu Bareskrim, Yozeph Paul Zhang Malah Seret Agama Kapolri
"Acara yang diberikan ke saya pun judulnya orasi kebangsaan dalam rangka peresmian GBI, bukan dalam rangka peribadatan. Gara-gara itu kemudian saya dihujat netizen dengan mengatakan, Miftah sesat, Miftah kafir, syahadatnya batal," sebut Gus Miftah.
Meski begitu, ia mengaku tidak marah atas hujatan itu. Ia justru mengucap syukur. Justru ia menegaskan dirinya diberi anugerah oleh Allah SWT untuk menjadi pembimbing ratusan orang yang bersyahadat atau memeluk agama Islam. Karena itu, ia heran ketika ada netizen yang menuding kafir atau sesat.
"Gus Miftah marah? Enggak. Saya bersyukur Alhamdulillah. Saya hanya mikir begini, orang seperti saya yang kebetulan dikasih oleh Allah menjadi orang yang mampu membimbing sekian ratus orang untuk bersyahadat menjadi mualaf hanya karena video tersebut saya dikatakan kafir. Luar biasa. Itu dakwah zaman sekarang. Kalau dakwah zaman dulu tugasnya mengislamkan orang kafir, dakwah hari ini mengkafir-kafirkan orang Islam," tutur Gus Miftah. (int/bsi)
Editor : Redaksi