Tiga Orang Meninggal, Warga Dua RT di Tulungagung Dirapid Massal

author bacasaja.id

- Pewarta

Rabu, 05 Mei 2021 19:00 WIB

Tiga Orang Meninggal, Warga Dua RT di Tulungagung Dirapid Massal

i

Petugas kesehatan saat melakukan tes Covid-19 di Tulungagung.

BACASAJA.ID- Lutfi (10) harus dipegangi oleh ibunya saat di rapid tes oleh petugas. Bocah perempuan itu menangis lantaran takut rapid tes. Lutfi bahkan sempat menjerit saat jarum menusuk ujung jarinya.

Namun tangis Lutfi tak lama, lantaran rapid tes tak sesakit seperti yang dibayangkanya. Lalu darah Lutfi diteteskan ke alat rapid test antibodi. Tak lama hasilnya dari tes itu keluar dan Lutfi dinyatakan non reaktif.

Baca Juga: Siswi SMA di Tulungagung Melahirkan di Kamar Mandi, Bayinya Bernasib Tragis

Selain Lutfi, sebanyak 200 warga Desa Banyuurip, Kecamatan Kalidawir, juga di rapid tes. Rapid tes masal ini dilakukan lantaran ada 12 warga yang positif, dan 3 diantaranya warga desa tersebut yang meninggal akibat Covid-19.

“Yang meninggal 6 orang, tetapi yang terkonfirmasi positif Covid-19 3 orang,” ujar Kades Banyuurip, Sugiatno, Rabu (5/5/21).

Lantaran tak mau kecolongan, maka 3 jenazah lainya diperlakukan sesuai protokol Covid-19. Awalnya ada satu warganya yang hendak naik haji dan menerima vaksin Covid-19. Namun selepas pulang justru alami gejala mirip Covid-19.

Hingga akhirnya nyawa warganya ini tak tertolong. Dalam sehari itu ada 2 yang dinyatakan meninggal akibat Covid-19. Kejadian ini terjadi pada hari ke 3 Ramadhan. Untuk warga yang meninggal salah satunya adalah perangkat desa setempat.

Disinggung rendahnya antusias warga mengikuti rapid tes masal, dirinya jelaskan bisa memahami hal itu. Menurutnya warga merasa takut ikut rapid tes dan hasilnya reaktif atau positif.

“Kita sudah sosialisasikan melalui tokoh agama, tokoh masalah, bahkan kita turun langsung ke rumah warga,” katanya.

Untuk awal penularan, Sugiatno belum bisa memastikan. Sebab posisi Banyuurip sering dilewati orang. Ada tempat ibadah yang berada di tepi jalan yang sering digunakan warga lain desa yang kebetulan lewat.

Baca Juga: Ratusan Milenial dan Tim Pemenangan Muda Tulungagung Siap Menangkan Ganjar-Mahfud

“Kita belum bisa memastikan, karena Banyuurip banyak masjid di pinggir jalan, untuk itu kita serahkan Dinas terkait,” jelasnya.

Sejak merebaknya kasus Covid-19 di desanya, aktifitas tempat ibadah di 2 RT untuk sementara ditutup. Lantaran sudah menjadi zona merah, warga di dua RT itu dibatasi akses keluar dan masuknya. Untuk logistik, warga yang terkonfirmasi positif disuplai oleh pihak desa.

“Segala upaya sudah kita lakukan secara maksimal,” tuturnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung melalui Kasi Surveilance dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Penanganan Penyakit menular, Satrio Wibowo jelaskan dari hasil investigasi ada 200 orang yang di tracing.

Baca Juga: 2 Tersangka Korupsi Gamelan Tulungagung Ditahan

“Untuk langkah awal kita tracing perangkat desa terlebih dahulu,” kata Satrio.

Sebab di desa ini ada salah satu perangkat desa yang meninggal akibat Covid-19. Dari hasil sementara rapid antibodi, 5 perangkat dinyatakan reaktif. Lalu dilanjutkan dengan swap PCR.

Sembari menunggu hasil PCR, mereka wajib isolasi mandiri. Pihaknya juga melakukan tracing keluarga perangkat tersebut, dan ditemukan 3 yang reaktif antibodi.

Untuk tracing ini, pihaknya menggunakan 2 jenis tes kit, yaitu tes antibody dan PCR antigen. (Noyo/JP).

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU