Kasus Narkoba Meningkat di Tulungagung, Polisi Sulit Tangkap Bandarnya

author bacasaja.id

- Pewarta

Rabu, 26 Mei 2021 20:00 WIB

Kasus Narkoba Meningkat di Tulungagung, Polisi Sulit Tangkap Bandarnya

i

Kasat Reskoba Polres Tulungagung AKP Andri Setya Putra.

BACASAJA.ID - Kasus penyalahgunaan narkoba di Tulungagung alami peningkatan hingga 40 persen, dibanding kurun waktu yang sama pada tahun 2020 lalu.

Terhitung sejak Januari hingga Mei, sudah ada 46 kasus dengan 47 tersangka. Peredaran narkoba didominasi dengan jenis sabu, sebanyak 80 persen.

Baca Juga: Dua Sales Perkosa Gadis Disabilitas di Kamar Kos, Begini Kondisi Korban Sekarang

Menurut Kasat Reskoba Polres Tulungagung AKP Andri Setya Putra, peredaran sabu bisanya dikontrol oleh bandar dari dalam lapas. Pihaknya kesulitan untuk mengungkap bandar sabu yang berada dalam lapas.

“Ini klasik, yang mengendalikan dari dalam lapas, seperti Lapas Porong, Madiun dan Blitar,” ungkap Kasat.

Sebenarnya pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak lapas untuk bisa menangkap pengendali peredaran narkoba di dalam lapas. Pengendalian narkoba dari dalam lapas menggunakan sarana telepon seluler.

“Saat kita razia disana (lapas), itu (HP) selalu tidak ada (ditemukan),” jelasnya.

Selain faktor diatas, sulitnya memberantas peredaran narkoba adalah jaringan yang dilakukan pengedar.

Baca Juga: Aksi Balap Liar Digulung Polres Tulungagung, 10 Motor Diamankan

Dirinya mencontohkan, saat ada pengedar yang tertangkap, maka akan ada lagi orang yang direkrut oleh bandar untuk mengedarkan narkoba.

“Maka ini akibatkan lidiknya kita tidak terfokus,” jelasnya.

Khusus untuk Tulungagung, dari pemetaan yang dilakukan, peredaran narkoba terbagi atas 2 wilayah, yaitu wilayah barat dan timur.

Baca Juga: Polres Tulungagung Tetapkan Enam Orang Pelaku Balap Liar Di JLS Tulungagung Sebagai Tersangka

Kedua wilayah ini sering bersaing untuk mendapat pasar untuk peredaran narkoba. Hal ini dimanfaatkan oleh Polisi untuk mendapatkan informasi dan tangkapan.

“Ini menjadi salah satu keuntungan kita,” tuturnya.

Pengguna tertinggi narkoba masih berada di 5 Kecamatan, Kecamatan Ngunut, Rejotangan, Kota, Boyolangu dan Sumbergempol. (Noyo/JP).

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU