Bunuh Pengganggu, Petani Tulungagung Sewa Penembak

author bacasaja.id

- Pewarta

Jumat, 04 Jun 2021 08:44 WIB

Bunuh Pengganggu, Petani Tulungagung Sewa Penembak

i

Penembak senapan angin saat beraksi menembak tikus di sawah.

BACASAJA.ID- Petani Tulungagung harus menyewa penembak untuk membasmi pengganggu tanamannya.

Pasalnya, hama tikus merusak tanaman yang baru ditanam oleh petani, seperti di wilayah Desa Ngranti Kecamatan Boyolangu, Tulungagung.

Baca Juga: Siswi SMA di Tulungagung Melahirkan di Kamar Mandi, Bayinya Bernasib Tragis

Binatang pengerat ini memakan batang bibit padi yang baru disemai. Akibatnya, bibit yang hendak ditanam tak bisa ditanam. Tak hanya dipapan semai, tikus juga menyerang bibit yang sudah disiapkan di sawah untuk ditanam.

“Sebelum ditanam, benihnya disiapkan berjajar di area sawah. Tahu-tahu paginya sudah diacak-acak oleh tikus,” tutur seorang petani bernama Mulyati, Jumat (4/6/2021.

Sebenarnya petani sudah mengakali dengan membenamkan bibit dalam lumpur sawah. Namun binatang cerdik ini menggali lumpur dan memakan benih padi. Akibatnya, petani kesulitan mendapatkan benih padi.

“Sebenarnya sudah dikasih umpan racun, yang mati juga banyak. Tapi serangannya tidak juga berkurang,” keluh Mulyati.

Selain membenamkan ke dalam lumpur, petani juga membuat pagar dari plastik atau galvalum sekeliling benih. Pagar ini untuk menghalangi tikus memakan benih.

Baca Juga: Ratusan Milenial dan Tim Pemenangan Muda Tulungagung Siap Menangkan Ganjar-Mahfud

Namun untuk membuat pagar, petani harus merogoh kocek lebih dalam. Dibutuhkan Rp. 1.400.000,- untuk membeli galvalum bagi 10 kilogram benih.

“Sebenarnya bisa pakai seng juga, tapi tidak awet. Bisa pakai plastik, tapi juga kurang efektif,” sambung Mulyati.

Beberapa petani bahkan harus menyewa penembak untuk membunuh hama pengerat itu pada malam hari. Tikus adalah binatang nocturnal yang aktif di malam hari.

Mulyati mengaku menyewa 2 penembak senapan angin untuk membunuh tikus itu. Tikus ini pada malam hari biasanya sembunyi di sela batang padi.

Baca Juga: 2 Tersangka Korupsi Gamelan Tulungagung Ditahan

“Kalau tidak ditembak begitu, benihnya akan habis sebelum didaut (dicabut dari papan semaian),” pungkas dia.

Sementara itu Koordinator Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Dinas Pertanian Tulungagung, Gatot Rahayu, menyarankan agar dilakukan upaya pengendalian. Pengendalian harus dilakukan secara serempak dan bersama-sama, dengan cara gropyokan.

“Mumpung ini belum tanam semuanya, digropyok bersama-sama. Lubangnya digembor dengan air, nanti tikusnya keluar langsung dibunuh,” terang Gatot (Noyo/JP).

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU