BACASAJA.ID – Meningkatnya angka pasien positif Covid 19 yang semakin melonjak, membuat masyarakat memburu mencari alternatif pengobatan dan suplemen makanan untuk menunjang kesehatan.
Tak terkecuali, salah satu yang paling diburu adalah buah kelapa muda. Di kota Surabaya, kelapa muda kian diburu masyarakat. Baik untuk menjaga kesehatan tubuh maupun untuk pelepas dahaga.
Baca Juga: Mantap! 19 Daerah di Jatim kini Berstatus PPKM Level 1, Ini Daftar Lengkapnya
Saat bacasaja.id mendatangi seorang pedagang di kawasan Manyar, Kelurahan Manyar Sabrangan, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya, stok kelapa muda yang dijajakan ludes terjual. Pedagang bernama Lukman Hidayatullah (27) itu mengaku Degan Ijo (sebutan dari Kelapa Muda) semakin dicari masyarakat.
Jika sebelum pandemi Covid-19, Degan Ijo yang didatangkan langsung dari Lumajang habis terjual dalam kurun waktu sekitar 2 hingga 3 hari saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, degan ijo yang dijajakan habis tak sampai sehari.
"Biasanya kita sekali kulak (order) 1 pickup, itu isi 500 degan ijo, order dari Lumajang. Dulu (saat PSBB dan PPKM Mikro) biasanya 2 sampai 3 hari baru habis, sejak buka jam 08.00 sampai 20.00 WIB, sekarang setengah hari sudah habis," kata Hidayat, Jumat (9/7/2021).
Seiring meningkatnya jumlah permintaan, harga yang dibandrol pun juga meningkat. Hidayat mengaku, peningkatan harga degan ijo itu mengikuti harga dari supplyer di kawasan Lumajang, bukan karena semakin diburu.
Baca Juga: Jatim jadi Provinsi Pertama dan Satu-satunya yang Level 1, Gubernur: Terima Kasih untuk Masyarakat
Hidayat menyebutkan, warga sekitar dan setiap pengendara yang melintas mulai memburu degan ijo dalam kurun waktu sepekan terakhir. Namun, ia mengaku tak tahu menahu perihal penggunaan degan ijo untuk Covid-19, seperti isue yang belakangan ini sontar beredar.
"(degan ijo) Terakhir dicari seminggu terakhir, kita jualnya Rp 35.000 per biji, kulaknya naik terus dari sananya (produsen). Biasanya, sebelum covid Rp 25.000 sampai Rp 30.000 ribu per biji, gatau kalau (harga) ditempat lain. Kalau degan (kelapa) biasa Rp 8.000 per gelas, kalau utuh Rp 15.000," ujarnya.
Sementara itu, rekannya, yakni Hendy menuturkan, dalam beberapa hari terakhir, ada puluhan hingga ratusan orang silih berganti mencari degan ijo. Mayoritas konsumen yang tak mendapatkan karena habis 'sambat' lantaran sudah berkeliling ke sejumlah tempat hanya demi degan ijo.
Baca Juga: Jatim Bebas Zona Merah Covid-19, Gubernur Khofifah: Semoga Tidak Ada Varian Baru Lagi
"Sehari ratusan orang kesini, mereka bergiliran cari degan ijo. Pernah ada yang borong sampai puluhan biji, biasanya dari kerja kantoran. Kalau konsumen yang pernah datang kesini dari Gresik, Sidoarjo, sampai Tanjung Perak, katanya mereka pas beli kesini di daerah sana sudah nggak ada," tuturnya.
Kendati demikian, tetap menerapkan prokes secara ketat selama melayani konsumen. Selain itu, mereka juga mengikuti regulasi PPKM Darurat, mulai jam operasional, hingga peniadaan duduk di tempat. (Dit/Jem)
Editor : Redaksi