BACASAJA.ID. Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo melihat proses pembersihan material longsor di jalur wisata Ranu Gumbolo, Di Desa Wonorejo Kecamatan Pagerwojo Senin (22/11/21).
Dirinya juga melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, seperti Perhutani, PJT (Perum Jasa Tirta), BPBD Kabupaten Tulungagung, TNI dan Polri.
Baca juga: Bencana Hidrometeorologi Mengancam Jawa Timur, Gubernur Khofifah Gercep!
Koordinasi itu untuk mencari cara efektif dalam pembersihan material longsor tersebut.
“Apapun (caranya) jalan ini harus kita buka,” jelas Maryoto di lokasi longsoran.
Jalan selingkar Waduk Wonorejo yang tertutup materila longsor berupa lumpur, batu dan pepohonan ini merupakan akses warga dari Desa Wonorejo menuju Desa Mulyosari dan sebaliknya.
Akibat tertutupnya jalan ini, warga harus memutar sejauh 4 kilometer melalui Desa Kedungcangkring Kecamatan Pagerwojo.
“Target 2 hari lagi sudah selesai pembersihan,” jelasnya.
Longsor yang terjadi diakibatkan oleh hujan deras yang turun pada Kamis (18/11/21) lalu.
Hujan ini kata Bupati merupakan hujan di awal musim penghujan. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada bulan Desember-Januari.
Saat puncak musim hujan, curah hujan diperkirakan lebih tinggi dan potensi longsor lebih besar.
“Jadi sesuai saran, untuk lereng dengan kemiringan lebih dari 20 derajat harus ditanami tanaman keras,” katanya.
Baca juga: Kalimantan Selatan Darurat Banjir, 6 Kabupaten Tenggelam Lantaran Air Sungai Meluap
Dari 5 titik longsor (sebelumnya tertulis 3) sudah terbuka 4 titik. Dari 5 titik itu, 3 diantaranya merupakan longsor berat, sedang sisanya longsor kecil. Untuk titik longsor berat berada pada titik 1, 4 dan 5.
Material longsor pada titik longsor berat ini bisa setinggi lebih dari 10 meter, dengan cakupan tutupan hingga 50 meter jalan.
Untuk pembersihan material longsor digunakan dengan 2 alat berat dan cara manual.
“2 alat berat cukup,” katanya.
Dirinya juga menyinggung wilayah Tulungagung yang beberapa diantaranya berupa pegunungan, seperti Pagerwojo, Sendang, Tanggunggunung, Kalidawir, Bandung, Besuki, dan Pucanglaban.
Baca juga: BMKG: Jatim Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang mulai Pagi sampai Sore Hari
Wilayah pegunungan ini rawan dengan potensi bencana, sehingga perlu perhatian khusus.
Terakhir dirinya meminta pada waega untuk turut serta menjaga kelestarian hutan. Sebab, jika hutan sudah rusak, maka bencana banjir dan longsor akan sering terjadi.
“Harus kita jaga,” pungkasnya tegas.
Sebelumnya, sejumlah tempat di Kecamatan Pagerwojo alami bencana tanah longsor pada Kamis (18/11/21) lalu. Salah satunya di jalur Selingkar Waduk Wonorejo.
Saat longsor terjadi, 27 orang terjebak dan harus dievakuasi melalui jalur air. Sebanyak 25 kendaraan roda dua berhasil dievakuasi pada Minggu (21/11/21), sedang 1 mobil masih tertahan, menunggu pembukaan jalan dari material longsor. (JP/t.ag/RG4)
Editor : Redaksi