BACASAJA.ID - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel (levelling) untuk menangani pandemi virus corona (Covid-19) di wilayah Jawa-Bali berakhir pada hari ini, Senin (18/4).
PPKM Jawa-Bali sebelumnya berlaku dua pekan atau dimulai sejak 5 April lalu, sementara PPKM di wilayah luar Jawa-Bali yang dimulai pada 12 April baru akan berakhir 25 April 2022.
Baca juga: Ungkap Toko Tekstil di Surabaya yang Atur Sholat Jumat Karyawan Digilir, Cak Ji: Koyok Arisan Ae
Pada PPKM Jawa-Bali dua pekan lalu, jumlah daerah pada Level 1 mengalami kenaikan dari yang sebelumnya 6 daerah menjadi 20 daerah. Begitu juga dengan jumlah daerah pada Level 2 dari yang sebelumnya 168 daerah naik menjadi 250 Daerah diantaranya Kota Surabaya.
Wakil Walikota Surabaya Armuji mengungkap dalam satu minggu terakhir angka Konfirmasi harian Covid - 19 di kota surabaya tidak melebihi angka 50 kasus . Dengan kumulatif kesembuhan mencapai 112.929 jiwa atau 97,4 persen.
"Berkat kerja keras kita semua akhirnya berbagai relaksasi dan pelonggaran aktivitas masyarakat di surabaya dapat berjalan dengan baik" , kata Cak Ji
Baca juga: Usai Minta Maaf ke Armuji, Bos CV Sentosa Seal Dilaporkan Mantan Karyawan ke Polres Pelabuhan Perak
Terkait dengan ramainya wacana Transisi dari Pandemi menuju Endemi, Wakil Walikota Surabaya itu menyebutkan bahwa Itu merupakan kewenangan Pemerintah Pusat yang harus diputuskan dengan pertimbangan dan kehati - hatian belajar dari berbagai pengalaman.
Sebelumnya Inggris telah mengumumkan Pandemi Menjadi Endemi , sedangkan Negara tetangga Malaysia telah memulai Fase transisi Ke Endemi sejak 1 April 2022.
Baca juga: Minta Maaf ke Wawali Surabaya Armuji, Jan Hwa Diana Cabut Laporan di Polda Jatim
"Memang kalau kita lihat sekarang aktivitas masyarakat sudah berangsur - angsur normal , ekonomi kembali menggeliat , pusat - pusat keramaian mulai didatangi dan infeksi Covid - 19 bisa terkendali " , tegas Armuji
Armuji mengatakan beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan saat memasuki fase transisi ke Endemi diantaranya tingkat kekebalan masyarakat tinggi, tingkat kasus rendah, dan kapasitas respons fasilitas kesehatan yang memadai maupun menggunakan surveilans aktif. (*/RG4)
Editor : Redaksi