PALANGKA RAYA - Ratusan orang yang tergabung dalam aksi Gerakan Rakyat Merdeka (GERAM) di halaman Kantor Gubernur Kalimantan Tengah berakhir rusuh. Sebanyak dua mahasiswa dan satu mahasiswi menjalani perawatan di IGD Rumah Sakit Doris Sylvanus, Senin (14/11) malam. Salah satunya adalah Enrico, mahasiswa berkacamata yang kini berhias perban pada pipi kanannya.
“Orang-orang dari Sat PolPP (Satuan Polisi Pamong Praja) banyak juga yang mulai nginjak kepala saya, nginjak badan saya, nginjak muka saya,” beber Enrico kepada Wartawan.
Baca Juga: Jalan Lintas Bahaur Rusak Parah, Butuh Perbaikan Untuk Hidupkan Aktivitas Ekonomi Warga
Ketua BEM Fakultas Pertanian pada Universitas Palangka Raya itu juga menyebut saudaranya yang mengikuti aksi juga mendapat perawatan akibat penganiayaan serupa ketika aksi berlangsung. Menurut Enrico, peserta aksi awalnya hendak menurunkan bendera di halaman kantor Gubernur menjadi setengah tiang.
"Atas matinya nurani pemimpin kita, matinya demokrasi di Kalimantan Tengah,” jelas Enrico.
Dia meyakini awal mula bentrok karena ada ormas yang menyusup.
Baca Juga: Inkracht, TGM Menang Sengketa Lawan KMI Di Mahkamah Agung
"Ada tadi dalam video jelas, saya ditarik oleh oknum ormas,” ucap dia.
Saat terjatuh dan kondisi mulai rusuh, Enrico mengaku sejumlah anggota Pol PP melindunginya. Namun, anggota Pol PP yang lain justru menyerang dan menginjak dengan sepatu laras atau sepatu dinas lapangan hingga wajahnya terluka.
Meski hanya tiga mahasiswa yang sempat menjalani perawatan di rumah sakit, Enrico menyebut sebenarnya ada banyak peserta aksi lainnya yang juga turut menjadi korban penganiayaan.
Baca Juga: Sebut TNI Seperti Gerombolan, Brigjen Putrajaya Minta Effendi Simbolon Minta Maaf
Terhadap kejadian yang menimpa dirinya dan kawan-kawannya, Enrico menyatakan pihak mahasiswa akan berkonsolidasi dan mengambil langkah hukum.
“Saya akan mengajukan laporan kepada pihak yang berwajib untuk menindak tegas pihak yang represif tadi,” pungkas Enrico. (TAB)
Editor : Redaksi