Pemkot Minta Vaksin di Kota Surabaya Diprioritaskan

author bacasaja.id

- Pewarta

Jumat, 08 Jan 2021 16:44 WIB

Pemkot Minta Vaksin di Kota Surabaya Diprioritaskan

i

Whisnu Sakti Buana

BACASAJA.ID - Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana mengusulkan agar Kota Surabaya diprioritaskan dalam pemberian vaksin Covid-19. Usulan tersebut didasarkan pada data dan laporan yang menyebutkan bahwa Surabaya memiliki penanganan vaksin dengan benar.

"Surabaya bisa Andi pilot project. Kan penanganan lebih bagus dari yang lain. Jadi kalau bisa, vaksin di Surabaya lebih dimasifkan. Kan bisa dilihat dan bisa jadi percontohan," tutur Whisnu seusai memberikan penghargaan Surabaya Eco School, pada Jumat (08/01/2021).

Baca Juga: Polisi Bongkar Sindikat Pemalsu Surat Bebas COVID-19 Jawa - Bali

Sebelumnya, Whisnu menyebut saat ini penerimaan vaksin masih berada di tahap awal. Artinya, Forkopimda adalah pihak pertama yang akan menerima vaksin. "Kita koordinasikan lagi. Tahap awal ini, simbolisasi awal pembukaan saja. Kemarin rakor dengan Mendagri dan Menkes. Forkopimda yang harus awal di vaksin. Memberi contoh supaya masyarakat tidak takut," lanjutnya.

Whisnu menyebut saat ini, vaksin yang datang di Jawa Timur sebanyak 77 ribu dosis. Vaksin tersebut akan dibagikan di kabupaten/kota. Pada tahap pertama selama 6 bulan ini, terdapat sebanyak 1.6 juta dosis.

"Kalau bisa diusulkan, vaksinasi yang lebih masif. Kalau berhasil kan treatment ini beriringan untuk menekan penambahan penyebaran," imbuhnya.

Baca Juga: Wali Kota Eri Cahyadi Siap jika PPKM Diperpanjang

Sementara itu, soal usulannya agar Surabaya mendapatkan diskresi atas pembatasan mikro, Whisnu menegaskan dirinya akan tetap mengikuti instruksi Mendagri. "Bukan keberatan dan menolak PSBB, dengan kondisi Surabaya sekarang, harusnya kan sudah bisa relaksasi ekonomi. Jadi tidak PSBB seperti itu. Tapi masyarakat tidak perlu khawatir. Kita tetap menjalankan instruksi Mendagri dengan persiapan yang sudah dilakukan," ungkapnya.

Salah satu persiapan yang dijelaskan Whisnu adalah filterisasi batas kota. Selain itu, berdasarkan evaluasi PSBB sebelumnya, maka Pemkot akan menyisir pasar tradisional. "Pengamanan dan penjagaan pasar tradisional. Selama PSBB kemarin kami lihat crowded. Itu dipantau. Kampung dipantau. Apalagi kan WFH 75 persen, warga ada di rumah. Warung di kampung juga boleh buka dengan Prokes ketat," tegas dia.

Di sisi lain, Whisnu menegaskan supaya masyarakat tidak perlu takut dengan pelaksanaan pembatasan mikro. Sebab, pembatasan kali ini tidak ada perbedaan dengan perwali sebelumnya. "Bedanya hanya di pusat perbelanjaan. Mall. Tutup jam 19.00. Warkop cafe dan lain sebagainya tutup jam 22.00," sambungnya.

Baca Juga: Video : Petugas Bubarkan Peziarah di Makam Sunan Ampel

Kemudian WFH 75 persen sedang diatur oleh Pemkot Surabaya. Hal lain yang berbeda adalah pembatasan kapasitas. Di cafe atau tempat makan lain yang semula dibatasi 50 persen pengunjung, ini jadi 25 persen.

"Jadi ya 3 item itu yang beda, kita tambahkan sama perwali. Ke depan, tidak perlu ganti perwali. Kita tinggal ubah jadwalnya ke 11-25 Januari," pungkasnya. (Byta)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU