BACASAJA.ID- Letusan Gunung Semeru masih terjadi hingga Minggu (17/1/2021), sejak erupsi pada Sabtu (16/1/2021) sore. Sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang dan Probolinggo juga terdampak, karena Gunung Semeru menyemburkan abu vulkanik.
Kabupaten Probolinggo memang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Lumajang di mana Semeru berada. Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, mengatakan erdasarkan laporan pos pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur yang diterima PVMBG pada periode pengamatan Minggu pukul 00.00 - 06.00 WIB menyebutkan terdengar tiga kali suara letusan atau gemuruh.
Baca Juga: Gunug Semeru Meletus Lagi, Abu Vulkanik Menyembur Setinggi 1.000 Meter
"Untuk aktivitas kegempaan Gunung Semeru terekam sebanyak delapan kali gempa letusan dengan amplitudo 11-21 mm," kata Hendra dikutip dari Antara.
Untuk gempa guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 3 mm, sedangkan hembusan sebanyak tiga kali, dan gempa tremor harmonik sebanyak tiga kali. Menurutnya, secara visual Gunung Semeru dominan tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati.
Sementara pada periode pengamatan Minggu pukul 06.00 - 12.00 WIB terekam gempa letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 15 mm. Gempa embusan sebanyak tujuh kali dengan amplitudo 3-6 mm dan dua kali gempa tremor harmonik.
"Secara visual letusan, hembusan, dan asap tidak teramati karena gunung tertutup kabut," katanya.
Hendra mengatakan status Gunung Semeru pada level II atau waspada, sehingga masyarakat diimbau untuk mematuhi rekomendasi PVMBG. "Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara," katanya.
Baca Juga: Kirim Bantuan Kwarcab Pramuka ke Semeru, Wakil Walikota Armuji Teguhkan Jati Diri Surabaya
Masyarakat juga diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. "Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi. "Yang juga perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan," katanya.
Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yg berhulu di Gunung Semeru karena banyaknya material vulkanik yg sudah terbentuk.
Gunung Semeru memiliki tipe strato dengan kubah lava. Puncak tertinggi Gunung Semeru, Mahameru, berada di ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Baca Juga: Kunker ke Jatim, Puan Maharani bakal Sambangi Pengungsi Semeru
Menurut PVMBG, aktivitas Gunung Semeru saat ini terdapat di Kawah Jonggring Seloko, yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang terbentuk sejak 1913.
Seperti diberitakan sebelumnya, erupsi Gunung Semeru sangat khas. Umumnya memiliki tipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah atau lidah lava, serta pembentukan kubah lava atau lidah lava baru.
"Penghancuran kubah atau lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari Gunung Semeru," tulis PVMBG dalam rilisnya. (net)
Editor : Redaksi