Mengapa Eri-Armudji Unggul dari MA-Mujiaman? Ini Hasil Survei PusdeHAM

author bacasaja.id

- Pewarta

Senin, 26 Okt 2020 07:54 WIB

Mengapa Eri-Armudji Unggul dari MA-Mujiaman? Ini Hasil Survei PusdeHAM

i

Eri Cahyadi dan Armuji mendapat dukungan kader senior PDIP

BACASAJA.ID - Pusat Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (PusdeHAM) merilis hasil survei Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020 yang dilakukannya. Menariknya, hasil survei sama seperti yang disebut Sekjen DPP PDIP Hasto Kristianto. Yakni, pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota nomor urut 1, Eri Cahyadi-Armudji unggul 6 persen atas pesaingnya, Machfud Arifin (MA)-Mujiaman Sukirno.

Pusdeham menyebut ada tiga faktor yang mendorong Eri-Armudji (Erji) unggul. Pertama, Risma Effect. Yakni, faktor Walikota Tri Rismaharini memimpin kota Surabaya dalma 10 tahun terakhir. Kedua, faktor sosok Eri Cahyadi dan Armudji sendiri. Dan ketiga, mesin politik PDI Perjuangan (PDIP).

Andik, Peneliti PusdeHAM menjelaskan, faktor Risma effect berhasil memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk memilih Eri-Armudji. Berbagai keberhasilan yang telah ditorehkan Risma selama menjabat Wali Kota Surabaya hampir 10 tahun ini adalah garansinya.

“Selama ini banyak gagasan yang berhasil dikeluarkan Bu Risma dan berhasil memimpin Surabaya dengan baik. Gagasan-gagasan itu ke depan harus bisa diteruskan. Nah, orang yang dianggap paling bisa meneruskan gagasan itu adalah Eri Cahyadi, yang cukup lama menjabat kepala bappeko (badan perencanaan dan pembangunan kota). Eri dianggap orang yang tahu persis gagasan Bu Risma tersebut,” papar Andik dalam keterangannya, Senin (26/10/2020).

Tagline “Meneruskan Kebaikan” yang dipasang di baliho, kata Andik, sangat tepat dan memberikan pengaruh besar terhadap pemilih yang akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Eri-Armudji.

“Bu Risma salah satu faktor penting yang berkontribusi memberi suara untuk Eri-Armudji,” lanjut Andik.

Faktor lainnya, masih kata Andik, masing-masing sosok Eri Cahyadi dan Armudji. Keduanya dia anggap berpengalaman di masing-masing bidang. Eri adalah ASN Pemkot Surabaya yang sangat paham birokrasi di Surabaya. Dia paham betul bagaimana ide-ide pembangunan di Kota Pahlawan karena jabatan terakhirnya Kepala Bappeko.

Selain itu juga pernah menjabat di beberapa jabatan strategis lainnya. Sedangkan sosok Armudji, merupakan politisi senior PDI Perjuangan yang telah lama duduk di kursi DPRD.

“Tentunya Pak Armudji memiliki basis dukungan yang kuat di akar rumput. Orang sudah banyak mengetahui sepak terjang Pak Armudji sebagai wakil rakyat,” ungkap dia.

Sementara faktor mesin partai PDI Perjuangan, kata Andi, sudah tidak perlu diragukan lagi, mereka sudah pasti akan bekerja keras dan kompak untuk memenangkan Pilkada Surabaya. Hal itu sudah terbukti pada pilkada-pilkada sebelumnya.

“Mesin PDI Perjuangan Surabaya sangat solid. Mereka bekerja keras bersama,” tegasnya.

Dijelaskan, survei ini dilakukan pada awal Oktober 2020 dengan jumlah responden 1.000 orang dan margin of error plus-minus 3 persen. Responden diambil di seluruh kecamatan di Kota Surabaya dengan metode sampling acak bertingkat.

“Sebenarnya Eri-Armudji ini kan bisa dibilang relatif baru, kalah start-lah dibanding Pak Machfud yang sudah gebyar sejak awal tahun. Tapi dari hasil survei terlihat, kesolidan dan beberapa faktor lain tampak menonjol sehingga Eri-Armudji bergerak menyalip Pak Machfud,”  pungkas Andik.

Sebelumnya, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto merilis, jika paslon Eri Cahyadi-Armuji unggul 6 persen dari pesaingnya di Pilkada Surabaya 2020 berdasarkan survei internal partai.

Ia memprediksi keunggulan itu bakal semakin lebar. Jika, PDIP menambahkan jumlah warga yang belum disurvei, yakni dari kalangan pemilih pemula atau undecided voter. "Undecided voters belum kami hitung," ucapnya.

Pilwali Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 1 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI.

Selain itu, mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.

Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 2 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen, yakni Partai Perindo. (ril/ji)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU