Pakar Politik: Wali Kota Lima Hari, Hal Baru di Dunia Politik Nasional

author bacasaja.id

- Pewarta

Jumat, 12 Feb 2021 21:00 WIB

Pakar Politik: Wali Kota Lima Hari, Hal Baru di Dunia Politik Nasional

i

Pengamat politik UINSA Surabaya, Andri Arianto.

BACASAJA.ID - Pengamat politik UINSA Surabaya, Andri Arianto menyebutkan, bahwa pelantikan Whisnu Sakti Buana menjadi wali kota definitif dengan sisa masa kerja lima hari, merupakan hal baru yang terjadi dan pertama kali di sejarah perpolitikan nasional.

"Sejauh yang saya tahu, baru kali ini ada wali kota definitif yang menjabat hanya lima hari," ungkapnya, pada Jumat (12/2/2021).

Baca Juga: Tim Pansel Telah Disetujui, Seleksi Sekda Surabaya Segera Dibuka

Bahkan, pada akhir masa jabatan Whisnu, Rabu mendatang, Surabaya belum memiliki calon kepala daerah yang siap ditetapkan.

Di Pilkada sebelumnya, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali kota Surabaya nomor urut dua, Machfud Arifin dan Mujiaman menggugat Paslon nomor urut satu, Eri Cahyadi dan Armuji.

"Gugatan yang dibawa ke Mahkamah Konstitusi ini masih belum memutuskan apakah hakim mengabulkannya. Peristiwa ini yang pertama seingat saya," terangnya.

Baca Juga: Surabaya Berhasil Tekan Dispensasi Kawin Dini hingga 61,63 Persen Berkat Kolaborasi dan Inovasi

Lanjutnya, Andri mengatakan, ia menyoroti sekaligus mengapresiasi fokus Whisnu selama menjabat. Menurutnya, pilihan untuk memfokuskan pendanaan untuk kampung tangguh sangat baik.

Hanya saja, Andri menggarisbawahi tugas pokok jabatan definitif wali kota. Ia mengingatkan harus ada kejelasan atas masa aktif jabatan.

"Memang harus mengutamakan penanganan Covid-19. Mengutamakan kampung tangguh cukup baik. Ada kejelasan soal hal-hal yang boleh dilakukan dan yang nggak boleh dilakukan. Kalau enggak, bakal ada perubahan struktur jabatan daerah," jelasnya.

Baca Juga: Wali Kota Eri Cahyadi Gratiskan Penerbitan Surat Sehat untuk Pelajar Surabaya Daftar SMK

Perubahan struktur itu, dikhawatirkan akan memberatkan tugas wali kota berikutnya. Sehingga Andri berharao tidak ada kebijakan strategis yang diambil.

"Nanti kalau ada perubahan lagi kan jadi hal yang nggak efektif," pungkasnya. (byta/rg4)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU