BACASAJA.ID - Merasa punya tanggung jawab membantu sesama, anggota Satreskrim Polres Tulungagung mendonorkan plasma konvalesen (PK). Mereka merupakan penyintas Covid-19.
Niat mereka mendonorkan PK terkendala minimnya informasi untuk donor PK.
Baca Juga: Pastikan Sampang Aman, Kapolres Sidak Pos-Pos Keamanan
Berbekal tekad membantu sesama, Aipda Novi Susanto beserta tiga rekan kerjanya Aipda Rendi Yuntrisna, Bripka Rian Zakaria dan Briptu Haryo Catur mendatangi PMI (Palang Merah Indonesia) Cabang Tulungagung, dan langsung menyampaikan keinginannya untuk donor PK.
Niat mereka direspon baik oleh petugas PMI. Mereka langsung diarahkan untuk mengikuti screening kesehatan dan pengambilan sampel darah, lantaran syarat untuk donor PK harus benar-benar sehat.
"Seleksinya ketat. Tak semua penyintas Covid-19 bisa. Apabila punya komorbid (penyakit penyerta) atau kadar hemoglobinnya (HB) rendah tidak dapat donor," kata Novi Susanto membuka obrolan dengan awak media, Sabtu (06/3/2021).
Setelah lolos seleksi, mereka dinyatakan layak sebagai pendonor PK. Namun lantaran di Tulungagung pada Februari lalu belum tersedia alat donor PK, mereka berempat diarahkan ke Kediri.
Karena sudah berniat donor PK, keempatnya lalu mengajukan cuti untuk donor PK di Kediri. Proses donor PK tak sesingkat seperti donor darah biasa.
Untuk pemasangan alat donor, setidaknya butuh waktu sekitar 15 menit, sedang waktu pengambilan plasma setidaknya selama 30 menit.
Baca Juga: Nataru 2022 Diperbolehkan, Kombes Pol Yusep: Kami Lakukan Pengamanan Ring Berlapis
"Sehari mereka membatasi juga jumlah pendonornya. Untuk kami berempat dibagi dua hari. Saya (Novi) dengan Rendi dan Catur dengan Rian," tuturnya.
Selepas donor PK, Novi dan rekanya merasa tubuhnya lebih bugar. Tak ada efek samping pasca donor. Saat ditusuk jarum untuk PK tidak terasa sakit. Meski diakui jarum untuk donor PK lebih besar dari donor darah biasa.
"Menurutku lebih sakit donor biasa. Kalau PK malah tidak terasa meski prosesnya 45 hingga 60 menit. Bahkan setelahnya saya merasa lebih sehat dan bugar," sambung Rendi Yuntrisna.
Rendi menyebut pengalaman menjadi pasien Covid-19 mendorongnya untuk membantu sesama. Ia tergerak mendonorkan PK setelah mendapat informasi bahwa terapi PK dinilai dapat membantu mempercepat kesembuhan pasien Covid-19 yang saat ini jumlahnya terus bertambah tiap harinya.
Baca Juga: Teuku Tegar Abadi, Atlet Lompat Galah Peraih Medali Emas PON Papua Dijamin jadi Polisi
Keinginan ini juga didukung oleh satuannya yang mengarahkan semua anggota polri yang survive dari Covid-19 untuk mendonorkan PK.
"Jangan sampai terpapar. Karena rasanya tidak enak. Seperti saya gejalanya meriang, tak dapat mencium bau dan lainnya. Bahkan sempat di rawat di RS," terangnya.
Haryo Catur juga ungkapkan hal serupa. Catur merasa bangga bisa mendonorkan PK. PK miliknya diambil sebanyak 650 CC. Pengambilan PK dilakukan dengan mengambil darah menggunakan alat yang disebut Apheresis. (noyo/rg4)
Editor : Redaksi