Mengagetkan! Pejabat China Akui Kemanjuran Vaksin Sinovac Rendah

author bacasaja.id

- Pewarta

Senin, 12 Apr 2021 17:55 WIB

Mengagetkan! Pejabat China Akui Kemanjuran Vaksin Sinovac Rendah

i

Vaksin Sinovac buatan China

BACASAJA.ID – Kabar mengejutkan datang pejabat China terkait vaksin Covid-19 buatannya. Pejabat Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Tiongkok itu menyebut vaksin virus corona buatan negaranya memiliki tingkat kemanjuran yang rendah. Padahal, Indonesia juga menggunakan vaksin Sinovac buatan China.

China tengah mengambil langkah untuk mengoptimalkan vaksin, termasuk mengubah dosis dan jarak pemberiannya. Seperti mempertimbangkan untuk mencampurkan vaksin yang ada di China dengan vaksin lain berbasis mRNA.

Baca Juga: 1,2 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Pfizer Tiba di Indonesia, Pemerintah sekarang punya 220 Juta Dosis

"Vaksin China tidak memiliki perlindungan yang sangat tinggi," kata Direktur Pusat Pengendalian Penyakit China, Gao Fu pada konferensi pers yang dilakukan Sabtu (10/4/2021) di Chengdu. Ini adalah pengakuan yang jarang terjadi terkait kelemahan vaksin yang diproduksi suatu negara.

Dilansir AP News, Senin (12/4/2021), China telah mendistribusikan ratusan juta dosis vaksinnya ke luar negeri. Gao juga mempertanyakan keefektifan vaksin buatan Pfizer-BioNTech yang dibuat menggunakan mRNA. "Sekarang kami mempertimbangkan, apakah harus menggunakan vaksin yang berbeda (mencampurkan vaksin) dari jalur teknis untuk imunisasi," kata Gao.

Tingkat efektivitas vaksin virus corona dari Sinovac, pengembang Tiongkok, dalam mencegah infeksi gejala telah ditemukan serendah 50,4% oleh para peneliti di Brasil. Sebagai perbandingan, vaksin yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech terbukti efektif 97%. Di Indonesia, hasil efikasi vaksin Sinovac sebesar 64 persen dan Turki menyebut vaksin COVID-19 buatan Sinovac manjur 83 persen.

Sementara untuk Sinopharm, belum ada data efikasi yang rinci yang mereka rilis. Namun dua unit vaksin yang dikembangkan Sinopharm masing-masing memiliki tingkat kemanjuran 79,4 persen dan 72,5 persen berdasarkan hasil sementara.

Beijing belum menyetujui vaksin asing untuk digunakan di Tiongkok, tempat virus corona muncul pada akhir 2019.

Gao tidak memberikan rincian kemungkinan perubahan dalam strategi tetapi menyebutkan mRNA, teknik eksperimental sebelumnya yang digunakan oleh beberapa pengembang vaksin Barat, sementara pembuat obat Tiongkok menggunakan teknologi tradisional.

“Setiap orang harus mempertimbangkan manfaat vaksin mRNA bagi umat manusia. Kita harus mengikutinya dengan hati-hati dan tidak mengabaikannya hanya karena kita sudah memiliki beberapa jenis vaksin,” kata Gao.

Baca Juga: Ribuan Kiai dan Imam Masjid di Gresik Mendapat Vaksinasi Sinovac

Gao sebelumnya mengajukan pertanyaan tentang keamanan vaksin mRNA. Dia dikutip oleh kantor berita resmi Xinhua yang melaporkan pada bulan Desember dia tidak dapat mengesampingkan efek samping negatif karena digunakan untuk pertama kalinya pada orang sehat.

Media pemerintah Tiongkok dan blog kesehatan dan sains populer juga mempertanyakan keamanan dan efektivitas vaksin Pfizer-BioNTech, yang menggunakan mRNA.

Pada 2 April, menurut Gao, sekitar 34 juta orang telah menerima dua dosis yang dibutuhkan oleh vaksin Tiongkok dan sekitar 65 juta menerima satu.

Para ahli mengatakan mencampurkan vaksin, atau imunisasi berurutan, dapat meningkatkan tingkat keefektifan. Percobaan di seluruh dunia sedang melihat pencampuran vaksin atau memberikan suntikan penguat setelah jangka waktu yang lebih lama.

Para peneliti di Inggris sedang mempelajari kemungkinan kombinasi vaksin Pfizer-BioNTech dan Astrazeneca.

Baca Juga: PWI Gresik, Suntik Vaksin Sinovac Pertama dari Kalangan Jurnalis

Menanggapi hal itu, juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan vaksin Sinovac masih efektif untuk mencegah penularan. "Vaksin Sinovac yang saat ini kita gunakan masih cukup efektif untuk menekan laju penularan. Dari uji klinis di Unpad pun angka pembentukan antibodi yang muncul selama uji klinis tahap 3 yakni 95-99 persen artinya sudah sangat baik," kata dr Siti Nadia Tarmizi dalam konpers Kementerian Kesehatan RI, Senin (12/4/2021).

Dalam uji klinis tahap 3 yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat, hasil efikasi vaksin Corona Sinovac sebesar 65,3 persen. Vaksin Sinovac juga sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Jadi kita tunggu saja kelanjutannya. Sementara kita jangan menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan proteksi dengan tidak mendapatkan vaksin yang saat ini kita miliki," ujarnya. (int/rl/bsi)

 

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU