BACASAJA.ID - Martabak mie merupakan salah satu gorengan idola yang wajib hadir saat bulan puasa ramadan tiba. Warga Kota Surabaya, juga tidak susah mencari martabak mie. Sebab, kuliner asal Pulau Garam ini, sering dijual di jumpai di pasar maupun di penjual gorengan.
Seperti bazar Ramadan yang ada di sepanjang Jalan Karangmenjangan, atau dibalik RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Muncul berbagai macam kuliner ringan hingga berat berjajar dari sisi utara hingga ke selatan.
Baca Juga: Lezatnya Opor Ayam Warisan Bung Karno, Begini Cara Masaknya
Penjual Martabak Mie Karangmenjangan, Siti Rokhayah mengaku sengaja memamerkan proses pembuatan dan menjualnya langsung kepada konsumen. Selain efektif dan efisien untuk mempersingkat waktu, pembeli yang penasaran juga bisa melihat proses pembuatannya secara langsung.
"Ben gak riwa-riwi nak omah njupuk adonan, Mas. Nek dadi siji nak kene kan enak, garek ngedoli tok lek onok wong tuku (Biar tidak mondar-mandir ke rumah ambil adonan, Mas. Kalau jadi satu disini kan enak, tinggal meladeni pembeli saja kalau ada yang datang)," kata wanita asal Kabupaten Bangkalan, Madura, Jumat (16/4/2021).
Bahan yang digunakan sangat sederhana dan mudah dijumpai di seluruh pasar. Mulai dari telur, air mineral, bihun, tepung terigu, hingga garam dan wortel.
Siti membuat adonan kulit dari tepung terigu yang sudah diracik sedemikian rupa dalam wajan. Setelah itu, Siti mencampurkan rebusan bihun yang sudah dicampur sayuran dan bumbu-bumbu khusus ke dalam kulit itu. Kulit dan bihun itu lalu dilipat berbentuk segitiga.
Baca Juga: Warga di Jember Rayakan Idul Fitri Hari ini, Begini Alasannya
Sebelum digoreng, ia mengoleskan putih telur ke beberapa sisi kulit agar lebih rapat saat masuk ke dalam minyak panas.
Siti sudah puluhan tahun berjualan di lokasi yang sama. Omsetnya pun fluktuatif, tergantung durasi buka, arus lalu lintas, dan momen-momen tertentu seperti Ramadan kali ini.
Saat Ramadan, Siti mengaku omsetnya hampir sama dengan hari--hari biasanya. Namun, ia hanya berdagang saat sore hari menjelang berbuka saja. Pada hari biasa, ia berjualan pada pagi hari.
Baca Juga: Dilarang! Takbir Keliling di Gresik, Kapolres: Jika Nekat, Dibubarkan
"Lek dino biasa, buka'e isuk, lek posoan ngene sore. Lek olehe duit gak mesti, tapi roto-roto meh podo lah karo dino biasa, Rp 200.000 - Rp 300.000 an sedino (Hari biasa bukanya pagi, kalau Ramadan hanya sore hari. Omsetnya rata-rata hampir sama lah seperti hari biasa, Rp 200.000 - Rp 300.000 per hari)," terangnya.
Selain menjajakan martabak mie, Siti juga menjual aneka gorengan lainnya. Mulai dari kucur, tahu isi, sampai ote-ote. Harganya sangat murah, yakni Rp 1000 per bijinya. (Jemy/byta)
Editor : Redaksi