BACASAJA.ID – Sebanyak 20 orang pelajar, perwakilan dari beberapa SMP Negeri dan SMP Swasta di Kota Surabaya Kembali mengikuti pembelajaran tatap muka.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Johnny Eddizon Isir yang merupakan putra asli Papua ini, kali ini menjadi pemateri dan mengajar dalam simulasi sekolah tatap muka di SMP Negeri 1 Surabaya.
Baca Juga: Jabat Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, Ini Profil AKBP Edy Herwiyanto, Ayah Wali Kota Ked
Ada beberapa materi dan motivasi yang disampaikan Kapolres dalam simulasi sekolah tatap muka hari ini. Di antaranya yakni, pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, dampak negatif tawuran, hingga sumber daya alam Indonesia. Mantan ajudan Presiden Joko Widodo ini juga mengingatkan para pelajar agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Nah, salah satu cara lain melawan virus ini adalah dengan mensukseskan program vaksinasi Covid-19,” kata Kapolres.
Di sisi lain, Kapolres juga berharap para pelajar itu mampu mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, keberagaman dan kebhinekaan di Indonesia adalah khazanah kekayaan budaya bangsa yang harus tetap dilestarikan demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Juga: Jan Hwa Diana yang Pernah Laporkan Wawali Armuji, Kini Dijebloskan Tahanan Polrestabes Surabaya
Sementara itu, sebelumnya Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur terkait rencana pelaksanaan sekolah tatap muka.
Namun, sebelum resmi dibuka, uji coba atau simulasi sekolah tatap muka dilaksanakan terlebih dahulu.
“Yang jelas uji cobanya itu 25 persen dahulu. Tentunya ini bertahap ya. Siswa-siswi yang ikut simulasi juga bergiliran,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Baca Juga: Sakit Hati Sering Dimarahi, Anak di Surabaya Bunuh Ayah Kandungnya
Cak Eri – sapaan akrab Wali Kota Surabaya juga memastikan, bahwa ketika sekolah tatap muka resmi diberlakukan, maka sudah dipastikan pelaksanaannya sudah sesuai dengan standar protokol kesehatan (prokes) Covid-19.
“Seperti tersedia (wastafel) cuci tangan, dan mengenakan masker itu tetap diwajibkan. Kemudian kami lakukan terus pemantauan dan evaluasi tiap sepekan seperti apa perkembangannya,” jelasnya. (byta)
Editor : Redaksi