BACASAJA.ID - Matroji Sudiarjo (54) tertunduk lesu. Pria paruh baya ini tak menyangka kapal selam KRI Nanggala 402 yang diawaki anaknya Muhammad Faqihudin Munir tenggelam di Utara perairan Bali. Kabar hilangnya kapal selam ini diketahui oleh istrinya saat melihat berita online di HP android miliknya.
“Saat tahu itu kapal anaknya langsung nangis,” ujar Matroji, Sabtu (24/4/21).
Baca Juga: Forkopimda Tulungagung Disambut Tangis Keluarga Korban KRI Nanggala
Warga Dusun Juranggandul RT. 2 RW. 1 Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut ini berkomunikasi terakhir dengan anaknya pada Senin lalu. Waktu itu anaknya hendak pamit berlayar dari Surabaya.
“Dia pamit besok mau berlayar ke Bali,” katanya.
Tak ada firasat apapun di keluarganya. Dimata keluarga, Faqihudin sosok yang jujur.
Keluarga berharap kapal beserta awaknya bisa ditemukan.
“Keluarga hanya pasrah,” pungkasnya.
Di kapal selam itu anaknya sebagai Kelasi Mesin dengan pangkat Pratu. Faqihudin merupakan lulusan SMK Sore Tulungagung jurusan otomotif. Tahun ini Faqihudin menginjak usia 26 tahun.
Selain Muhammad Faqihudin Munir, awak kapal selam KRI Nanggala asal Tulungagung adalah Sertu Ardi Ardiansyah, warga Desa Kromasan Kecamatan Ngunut.
Menurut penuturan kerabatnya, Marjuni, Ardi baru saja menikah dengan wanita asal Surabaya 4 bulan lalu. Selepas menikah, Ardi pindah ke rumah istrinya.
Baca Juga: Satu Putra Jombang Gugur dalam Tragedi Tenggelamnya KRI Nanggala 402
“Tanggal 4 lalu baru kesini, saya ingat dia melambaikan tangan,” kata Marjuni.
Kabar hilangnya kapal selam ini diterima oleh keluarga Ardi dari istri Ardi 3 hari lalu. Keluarga langsung shock mendengar kabar itu.
“Dari istrinya telepon Ibunya mengatakan kapalnya tenggelam,” kata Marjuni.
Marjuni mengatakan paman Ardi bermimpi Ardi mengetuk pintu. Saat dibuka terlihat Ardi hanya tersenyum tanpa mengeluarkan sepatah kata. Di mata keluarga, Ardi dikenal sebagai sosok yang baik. Dalam pergaulan juga dikenal tidak neko-neko.
Lebih dari 3 hari kapal selam KRI Nanggala hilang kontak. Di lokasi yang diperkirakan lokasi terkahir kapal selam ini, ditemukan tumpahan minyak. KRI Nanggala saat hilang kontak pada Rabu (21/4/21) di perairan Utara Pulau Bali.
Baca Juga: Gubernur Khofifah: 47 Awak KRI Nanggala 402 Warga Jatim
Pencarian kapal selam ini melibatkan beberapa negara. Setelah dinyatakan hilang, KRI Nanggala akhirnya dinyatakan tenggelam.
Status ini setelah ditemukan beberapa serpihan kapal selam itu berupa alas sholat, busa pelapis pressroom, pelurus torpedo dan botol pelumas torpedo pada Sabtu (24/4/21) sore.
Kapal ini membawa 53 awak. Dari informasi yang beredar, 2 diantaranya merupakan warga Kecamatan Ngunut Tulungagung.
Keduanya bernama Sertu Ardi Ardiansyah dan Muhammad Faqihudin Munir. Kedua nama ini terdapat dalam daftar 53 nama awak KRI Nanggala 402 (Noyo/JP).
Editor : Redaksi