RSUD dr. Iskak Tulungagung Over Load Pasien Covid-19

author bacasaja.id

- Pewarta

Minggu, 29 Nov 2020 20:40 WIB

RSUD dr. Iskak Tulungagung Over Load Pasien Covid-19

i

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Tulungagung, Kasil Rokhmat. (Foto: noyo )

BACASAJA.ID - RSUD dr. Iskak Tulungagung, tak mampu lagi menampung pasien Covid19 sejak Jum’at (27/11/20) malam.

Begitu pula dengan tempat karantina pasien Covid19 di rusunawa. Untuk itu, sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung, akan difungsikan sebagai tempat perawatan pasien positif covid-19.

Diantaranya akan mempersiapkan sejumlah tempat sebagai lokasi karantina.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Tulungagung, Kasil Rokhmat mengatakan, akan memfungsikan 15 Puskesmas yang ada sebagai tempat perawatan pasien Covid19.

Puskesmas yang dialih fungsikan sebagai tempat perawatan adalah yang mempunyai rawat inap.

“Jadi pemeriksaan Covid19 yang telah sembuh ditarik keluar ke puskesmas, sampai masa penularannya lewat,” ujar Kasil.

Dari 15 Puskesmas itu, yang mampu menampung pasien Covid-19, hanya sekitar 40 persennya. Meskipun begitu, diharapkan mampu mengurai penumpukan pasien COVID-19 di RSUD dr. Iskak.

Sedang pasien terkonfirmasi baru yang tidak ada gejala yang mestinya masuk ke rusunawa, akan dilakukan isolasi mandiri, dengan pengawasan ketat.

Pengawasan akan dilakukan oleh Satgas Covid19 di tingkat desa, dengan dibantu pihak TNI dan Polri. Nantinya jika lokasi karantina yang dipersiapkan sudah siap untuk menampung pasien Covid19 tanpa gejala tersebut, akan dipindahkan ke lokasi yang tengah dipersiapkan.

Lokasi karantina yang disiapkan adalah gedung Ma’had IAIN Tulungagung yang masih satu komplek dengan rusunawa.

“Kapasitasnya sekitar 104, mungkin pengoperasianya Senin atau Selasa sudah siap, nanti akan kita kirim kesitu agar tidak timbul kluster baru,” terangnya.

Kapasitas rusunawa sebanyak 56 orang, sejak Sabtu (28/11/20) sudah terisi 55 orang. Disinggung tempat lain untuk lokasi karantina, seperti di gedung Balai Latihan Kerja (BLK) dan di Dinas Ketahanan Pangan, Kasil mengatakan, effort (upaya) yang dilakukan akan lebih besar.

“effortnya terlalu besar untuk pengawasannya, kalau masih cukup ya kita optimalkan,” katanya.

Selain itu dirinya berdalih jika lokasi karantina dipecah, maka fokus penanganan pasien Covid19 juga terpecah. Berbeda jika ditempatkan di satu lokasi, maka pengawasan, perawatan yang dilakukan bisa dipusatkan di satu tempat.

Lokasi seperti BLK dan di Dinas Ketahanan Pangan menjadi cadangan, jika lokasi yang saat ini sudah tidak mampu lagi menampung.

Meskipun sudah dibantu oleh Satgas Covid19 di tingkat desa dan TNI-Polri, pihaknya kerap mendapati pasien yang bandel. Buktinya masih ditemukan kluster keluarga penularan Covid19.

“Kita enggak bisa mengawasi 24 jam, kalau ada moral Hazard yang tidak patuh, mau brobos (keluar) kemana saja bisa, yang kita minta kesadaran warga yang isolasi mandiri harus patuh,” tuturnya.

Sebelumnya, selama seminggu terakhir jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid19 di Tulungagung mengalami peningkatan secara signifikan. Selama seminggu, total ada 133 tambahan pasien baru.

Peningkatan tertinggi terjadi pada Sabtu (28/11/20) kemarin, dengan 62 pasien baru. Dari 19 Kecamatan di Tulungagung, 14 menjadi zona merah penyebaran covid-19, 1 zona kuning dan 4 zona merah.

Kondisi yang terjadi saat ini merupakan gelombang kedua penularan Covid19 di Tulungagung (Noyo/las).

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU