BACASAJA.ID - Twitter mengumumkan bahwa mereka akan mulai menguji fitur pelaporan baru bagi pengguna untuk menandai tweet yang berisi kemungkinan informasi yang salah.
Dirilis dari The Verge, Rabu (18/8/2021), mulai hari ini, pengguna dapat melaporkan informasi yang salah melalui proses yang sama seperti pelecehan atau konten berbahaya lainnya, melalui menu tarik-turun di kanan atas setiap tweet.
Pengguna akan diminta untuk memilih apakah komentar menyesatkan tersebut bersifat politis, terkait kesehatan, atau termasuk dalam kategori lain.
Kategori politik mencakup bentuk misinformasi yang lebih spesifik seperti konten yang terkait dengan pemilu. Kategori kesehatan juga akan menyertakan opsi bagi pengguna untuk menandai informasi yang salah terkait COVID-19.
Fitur baru akan tersedia pada hari Selasa untuk sebagian besar pengguna di AS, Australia, dan Korea Selatan. Twitter mengatakan mereka mengharapkan untuk menjalankan eksperimen ini selama beberapa bulan sebelum memutuskan untuk meluncurkannya ke pasar tambahan.
Baca Juga: Twitter Hentikan Program Centang Biru karena Keliru Verifikasi Akun Palsu, Lho kok Bisa?
Tidak semua laporan ditinjau
Twitter mengatakan bahwa tidak setiap laporan akan ditinjau karena platform terus menguji fitur tersebut. Tetapi data yang diperoleh melalui pengujian akan membantu perusahaan menentukan bagaimana mereka dapat memperluas fitur selama beberapa minggu ke depan.
Tes tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi tweet yang berisi informasi yang salah yang berpotensi menjadi viral juga.
Baca Juga: Buruan Tulis Story Terakhirmu! Twitter Suntik Mati Fitur Fleet Hari Ini
Bulan lalu, pemerintahan Biden mengambil sikap yang lebih kuat terhadap informasi yang salah karena varian baru COVID-19 terus menyebar.
Presiden Biden mengatakan kepada wartawan pada bulan Juli bahwa platform media sosial seperti Facebook "membunuh orang" dengan informasi yang salah tentang vaksin.
Pernyataan itu mengikuti kampanye terkoordinasi dari Gedung Putih yang menekan platform untuk lebih agresif menghapus informasi yang salah tentang virus corona. (tvg/rg4)
Editor : Redaksi