Sidoarjo masih Zona Merah, Bupati Dituding tidak Serius Tangani Covid-19

author bacasaja.id

- Pewarta

Senin, 23 Agu 2021 20:00 WIB

Sidoarjo masih Zona Merah, Bupati Dituding tidak Serius Tangani Covid-19

i

Penyekatan di Sidoarjo, beberapa waktu lalu.

BACASAJA.ID - Status Zona Merah (resiko tinggi) yang masih disandang Kabupaten Sidoarjo dibanding daerah-daerah lain di kawasan Surabaya Raya, nampaknya menjadi perhatian serius anggota DPRD Jatim dari Daerah Pemilihan Sidoarjo, Adam Rusydi.

Menurut politikus muda Partai Golkar ini, jika mengacu data Satgas Covid-19 Provinsi Jatim yang diunggah Dinas Kominfo Jatim melalui akun resmi media sosial twitter pada 21 Agustus 2021, Kabupaten Sidoarjo masih berstatus Zona Merah bersama 14 kabupaten/kota lain di Jatim.

Baca Juga: TransJatim Hadir di Malang Raya, DPRD Jatim: Solusi Hadapi Kemacetan Kronis

Dilansir dari Kominfo Jatim, Adam berharap Pemkab Sidoarjo lebih serius dalam penanganan pandemi Covid-19.

“Bupati tentunya harus lebih serius dalam penanganan pandemi ini, mulai hulu sampai hilir harus diperhitungkan dengan cermat dan matang,” sebut Adam di DPRD Jatim, Senin (23/8/2021).

Lebih jauh Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sidoarjo ini menegaskan bahwa penanganan serius pandemi Covid-19 bukan tanggungjawab semata kepala daerah, tetapi juga seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai kepanjangantangan Pemkab Sidoarjo harus mempunyai program nyata dalam penanganan pandemi Covid-19.

“OPD-OPD harus menyiapkan program nyata dalam penanganan pandemi ini, jangan semua dibebankan kepada Bupati,” tegas Adam Rusydi.

Untuk bisa melepaskan Kabupaten Sidoarjo dari zona merah, Adam meminta seluruh elemen masyarakat mau bergotong royong membantu kerja berat Pemkab Sidoarjo. Pasalnya, sekuat apapun intervensi pemerintah daerah tanpa kesadaran yang kuat untuk menjaga Prokes dari masyarakat, tentu kita tidak akan membuahkan hasil yang maksimal.

“Gotong Royong dan bahu membahu antara masyarakat dan pemerintah adalah kunci sukses untuk membebaskan Sidoarjo dari Zona Merah Covid-19,” ungkap Adam Rusydi.

Terpisah, juru bicara Satgas Kuratif Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril menjelaskan ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan status zonasi risiko Covid-19 di tiga daerah Surabaya Raya meliputi Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.

“Prinsip scoring zonasi (risiko Covid-19) dari Satgas Covid-19 pusat itu meliputi 15 indikator epidemiologi, termasuk tren kasus positif, probable, kematian, testing, tracing, BOR, dan lain sebagainya,” bebernya.

Baca Juga: Buka Musda VI DKJT, Wakil Ketua DPRD Jatim: Budaya Harus Jadi Fondasi Pembangunan Daerah

Khusus untuk tren tambahan kasus terkonfirmasi positif di Sidoarjo, lanjut Jibril, memang sudah berkurang dari puncak kasus pada periode 12 Juli-18 Juli yang mencapai sebanyak 3.219 kasus.

Namub pada periode 9 -15 Agustus kemarin, tambahan kasus positif di Sidoarjo sudah turun menjadi 967 kasus atau menurun 70 persen dari puncak kasus di periode Juli itu.

“Sedangkan untuk total kematian di Sidoarjo, memang belum turun dari puncaknya. Bahkan pada minggu lalu kasus kematian baru mencapai 66 orang,” ungkap Jibril.

Sementara untuk Surabaya dan Gresik, kata Jibril selain karena jumlah tambahan kasus positif dan probable yang berkurang mencapai lebih dari 50 persen dari puncaknya, angka kematian Covid-19 juga turun lebih dari 50 persen.

Untuk Surabaya misalnya, tambahan kasus positif pada periode 9 Agustus-15 Agustus kemarin sebanyak 3.136 kasus, atau turun mencapai 71,1 persen dari puncak tambahan kasus positif di Surabaya pada periode 12 Juli-18 Juli lalu yang mencapai 10.846 kasus.

Baca Juga: Hilang 5 Hari, Mantan Ketua DPRD Jatim Kusnadi: Saya Tidak Diculik!

Sementara untuk jumlah kasus kematian, meskipun angkanya masih jauh lebih tinggi daripada Sidoarjo (66 kematian), yakni sebanyak 92 kasus pada periode 9-15 Agustus lalu, tapi prosentase angka kematian di Surabaya pada periode itu turun lebih dari 50 persen, dibandingkan puncak angka kematian tertinggi.

Jumlah angka kematian di Surabaya, pada periode itu mengalami penurunan sebesar 70,2 persen dari puncak tambahan kasus kematian akibat Covid-19 di Surabaya pada periode 26 Juli-1 Agustus lalu yang mencapai 309 kasus.

Begitu juda di Gresik, kata Jibril jumlah tambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada periode 9 -15 Agustus kemarin sebanyak 511 kasus baru. Kasus konfirmasi ini turun 73,6 persen dari puncak tambahan kasus baru pada periode 12 – 18 Juli yang mencapai 1.934 kasus.

Ada pun untuk kasus kematian di Gresik, total angkanya baru pada periode 9-15 Agustus lalu sebanyak 36 orang, sudah mengalami penurunan 62,9 persen dari puncaknya, yakni pada periode 26 Juli-1 Agustus yang mencapai 97 orang.

“Jadi kalau dilihat dari aplikasi bersatu lawan Covid-19, Satgas Covid-19 pusat, kasus konfirmasi baru maupun kematian pada pekan lalu di Surabaya maupun Gresik, turun lebih dari 50 persen dari puncak sebelumnya. Dengan begitu, Gresik dan Surabaya bisa menjadi Zona Oranye,” pungkas Makhyan Jibril. (Pca/jnr/kmf/rg4)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU