BACASAJA.ID - Presiden RI Joko Widodo akhirnya mengukuhkan Mayjen TNI Suharyanto sebagai pejabat baru Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ydi Istana Negara, Rabu (17/11/2021).
Mayjen Suharyanto sendiri ditunjuk oleh presiden untuk menggantikan kedudukan Letjen TNI Ganip Warsito yang bakal masuk masa pensiun.
Lalu, siapa Mayjen TNI Suharyanto ini? Berikut kilasan sosok Kepala BNPB yang baru:
Perjalanan karier
Mayjen TNI Suharyanto sebelum dilantik sebagai Kepala BNPB, dia adalah Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V Brawijaya sejak 2020.
Kalau dilihat dari rekam jejak, Mayjen TNI Suharyanto ini mempunyai karier militer panjang.
Kiprah Suharyanto muda di dunia militer dimulai ketika dirinya masuk Akmil (1989) kecabangan Infanteri, Sesarcabif, Diklapa I, Diklapa II, Seskoad, Susdanyon, Susdandim, Sesko TNI, dan Lemhanas.
Pria yang lahir di Cimahi 8 September 1967 tersebut diketahui menjadi lulusan terbaik Sesko TNI 2013.
Selama karier kemiliterannya, Suharyanto pernah menjabat sederet posisi strategis seperti Danton, Danko, Pasi Yonif Linud 612/Modang (1989-1998), Gumil Pussenif (1999).
Baca Juga: BNPB Berikan Dana Tunggu selama 6 Bulan kepada Warga dengan Rumah Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Selain itu, Suharyanto juga pernah menjabat sebagai Pabandya Ops Sopsdam V/Brawijaya (2003-2004), Danyonif 516/Caraka Yudha (2004-2005), Danyonif 500/Raider (2005-2006), Dandim 0832/Surabaya Selatan (2006).
Kemudian, kariernya meningkat hingga menjabat Kasi Intel Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Danrem 051/Wijayakarta (2015-2016), Karopeg Settama BIN (2016-2017), Dir Kontra Separatisme Deputi III BIN (2017-2018).
Lalu, Kasdam Jaya (2018-2019), Sesmilpres Kemensetneg RI (2019-2020), Pangdam V/Brawijaya (2020-2021) hingga dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala BNPB.
Aktif menanggulangi Covid-19
Dilansir dari laman Kominfo Jatim, ketika masih menjabat sebagai Pangdam V/Brawijaya, Suharyanto diketahui acap kali memberi perintah tegas soal penanggulangan Covid-19 khususnya di Provinsi Jawa Timur.
Baca Juga: Update – 14 Orang Meninggal Dunia Pasca Erupsi Semeru, Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat
Contohnya adalah pada saat klaster Bangkalan, Madura, meledak, Suharyanto menegaskan, masalah itu mesti jadi pelajaran supaya semua pihak lebih waspada.
Suharyanto bareng pemda setempat lantas bekerjasama untuk menyiapkan berbagai fasilitas pendukung demi menanggulangi peningkatan kasus corona.
Lantas pada Juli 2021, pada saat kasus Covid-19 di Indonesia sedang di puncaknya, Suharyanto menegaskan, tidak ada lagi kegiatan isolasi mandiri (isoman), tetapi semuanya harus menjalankan isolasi terpusat (isoter).
"Tepat mulai tanggal 26 Juli 2021, warga yang sedang menjalani isolasi mandiri rencananya akan dipindahkan ke lokasi isolasi terpusat yang sudah disediakan oleh pihak Forkopimda Jatim. Harus diadakan dan bukan sebuah seremonial. Tidak ada lagi isolasi mandiri," tegas Suharyanto. (BSB/RG4)
Editor : Redaksi