BACASAJA.ID - Dalam arahannya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) tahun 2021 jika dilihat dari segi historis, bermula dari perjuangan Jenderal Soedirman yang bergerilya.
Dalam proses gerilya tersebut, masyarakat memberikan pertolongan, gotong royong, dan perlindungan kepada Jenderal Soedirman.
Baca Juga: Hari Ibu, Pemkot Surabaya Gelar Lomba Senam Gemufamire dan Cipta Menu untuk Balita Stunting
“Itulah yang ingin kita revitalisasi, kita saling menolong, saling melindungi, dan saling menguatkan kegotongroyongan di antara kita semua,” kata Gubernur Khofifah, dikutip Rabu (15/12/2021).
Lebih lanjut, orang nomor satu di Jatim itu menjelaskan, menurut teori generasi, anak-anak yang terlahir di tahun 2010 merupakan generasi alpha. Menurut teori tersebut, generasi milenial memiliki solidaritas sosial sangat tinggi. Sebaliknya, generasi alpha cenderung asosial.
“Nilai-nilai solidaritas sosial ini yang harus kita komunikasikan dan transformasikan, terutama kepada generasi alpha. Ayo kita dorong bersama supaya mereka mengikuti jejak solidaritas sosial yang terbangun sangat baik di Jatim dan Indonesia, terutama dalam momentum HKSN ini,” ajaknya.
Gubernur Khofifah juga mengajak masyarakat untuk menyampaikan pesan-pesan bahwa Indonesia dan Provinsi Jatim memiliki social capital yang luar biasa. Antara lain, pilar-pilar sosial yang meliputi Karang Taruna, TKSK, Peksos, PSM, LKS, Tagana, dan sebagainya.
Baca Juga: Hari Ibu 22 Desember, Pemerintah Apresiasi Peran Perempuan dalam Membangun Bangsa
“Pilar sosial sebetulnya adalah pahlawan tanpa tepuk tangan yang terus bergerak tanpa menunggu diapresiasi orang,” pujinya.
Kepala Dinsos Provinsi Jatim Alwi menambahkan, kesetiakawanan sosial merupakan bagian dari nilai, sikap, dan perilaku pro sosial yang berakar dalam konteks tata budaya Nusantara dan masyarakat majemuk Indonesia berdasarkan Pancasila.
“Nilai dasar ini mengandung spektrum kesantunan serta kepedulian sosial yang mendasar dan kontekstual. Dilandasi pengertian, kesadaran, dan tanggung jawab sosial seluruh komponen masyarakat, bangsa, dan negara dalam kerangka mengekspresikan kebudayaan Pancasila,” katanya.
Baca Juga: Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2021, Puluhan Rumah Tak Layak Huni Dilakukan Pengecatan
Dalam konteks itu, Alwi melanjutkan, nilai kesetiakawanan sosial sebagai dimensi modal sosial memiliki posisi strategis untuk menumbuhkembangkan semangat kebersamaan, saling percaya dan menerima, integrasi, keikatan sosial yang dinyatakan melalui kerelaan proaktif, serta kepedulian untuk berkorban bersama bersama warga masyarakat yang membutuhkan dalam kerangka mewujudkan Indonesia Sejahtera berbudaya Pancasila.
“Artinya, kesetiakawanan sosial hakikatnya suatu kemauan untuk bersatu dalam solidaritas sosial, kesamaan nasib, dan keinginan menjadi makhluk sosial yang saling peduli dan berbagi dalam membangun persaudaraan sejati,” tuturnya. (JNR/RG4)
Editor : Redaksi