BACADAJA.ID - Pelaksanaan hari Raya Imlek warga Tionghoa tetap khitmad melaksanakan sembahyangan, meski ditengah pandemi tahun ini jatuh pada Selasa (1/2/22).
Hari raya Imlek selalu dianggap spesial oleh warga Tionghoa. Mereka memperingatinya dengan melakukan sembahyang di Klenteng, dan bersilaturahmi ke rumah kerabat.
Baca Juga: Warga Tionghoa Tulungagung Mulai Bersiap Sambut Imlek
Seperti di Klenteng Tjoe Tik Kiong di Tulungagung. Sayangnya suasana pandemi membuat peringatan Imlek tak seramai tahun-tahun sebelumnya.
Meski begitu ibadah Imlek di klenteng yang berusia 156 tahun ini tetap terlihat khitmad dan meriah. Pengurus Klentheng Tjoe Tik Kiong, Tjio Jin Jin jelaskan perayaan Imlek tahun ini tak ada gelaran barongsai atau tarian singa khas warga Tionghoa.
“Selama pandemi ini kan enggak ada latihan, jadi enggak ada barongsai,” jelasnya, Selasa (1/2/22).
Jin Jin melanjutkan, meski tak ada barongsai, jalanya ibadah tetap meriah, lantaran Klentheng sudah dihias dengan ornamen Imlek.
Ornamen yang didominasi warna merah berupa lampion dan ornamen lainya menghiasi seluruh sudut Klentheng.
Warna merah bagi warga Tionghoa melambangkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Sejak pukul 00.00 WIB sudah terlihat warga yang melakukan sembahyang Imlek.
Baca Juga: Indahnya Imlek di Jombang, Menghargai Perbedaan di Tengah Pandemi
“Paling ramai semalam, sejak pukul 12 malam,” kata wanita yang juga akrab disapa Rini Setiawati ini.
Aroma hio pun memenuhi ruang altar. Lilin berukuran ibu jari hingga tubuh orang dewasa memenuhi meja altar berikut persembahan lainya.
“Sampai siang sudah ada 50 an jemaat yang sembahyang,” jelasnya.
Jemaat yang datang melakukan sembahyang memakai baju bernuansa merah mereka datang bersama keluarganya.
Baca Juga: Umat Tionghoa Tuban Doakan Wabah Covid-19 segera Berakhir
Tak hanya dari Tulungagung, beberapa jemaat berasal dari luar kota, seperti Surabaya, Malang, Wlingi dan kota lainya.
“Kesini silaturahmi dilanjutkan sembahyang di klenteng,” terangnya.
Sebelum perayaan Imlek, Klentheng Tjoe Tik Kiong sudah bersiap, seperti membersihkan ruangan, ritual mengganti baju Mak Cho (dewa), ritual ayak abu maupun ritual buang sial. (JP/t.ag/RG4)
Editor : Redaksi