BACASAJA.ID - Siapapun pasti tak setuju dengan segala bentuk kekerasan. Apapun alasannya kekerasan harus dilarang, apalagi dalam dunia sepak bola.
Ratusan orang meninggal dalam peristiwa kerusuhan supoter di Stadion Kanjuruhan Kab. Malang pasca pertandingan antara tuan rumah Arema FC vs Persebaya Surabaya. Jumlah korban tersebut tercatat paling besar dalam sejarah kerusuhan supoter bola di Indonesia.
Baca juga: Timnas Indonesia U-17 Tumbangkan Korea Selatan, Coach Nova: Terima Kasih PSSI
Pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) lewat akun twitternya menyatakan, “Turut berduka cita atas kejadian yang menimpa pecinta sepak bola Tanah Air di Stadion Kanjuruhan, Malang. Semoga almarhum dan alamarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggal dapat diberi ketabahan.”.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menyampaikan duka cita mendalam atas insiden di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
Seperti diketahui, pertandigan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang berakhir 2-3 untuk tim tamu berakhir ricuh seusai laga. Ribuan suporter Arema FC turun ke lapangan meluapkan emosi karena timnya kalah.
“PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang,” kata Iriawan.
Baca juga: Shin Tae-yong Dipecat, Komisi X DPR RI Panggil Ketua Umum PSSI Erick Thohir
Iriawan menambahkan bahwa PSSI mendukung pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini. Apalagi kejadian ini sangat mencoreng wajah sepak bola Indonesia.
“Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini,” tukasnya.
Hingga saat ini, Ketum PSSI terus berkoordinasi dengan pihak internal PSSI dan eksternal dalam hal ini aparat penegak hukum dan panpel Arema FC.
Baca juga: PSSI Inspeksi Venue Stadion GBT dan G10N Jelang Pertandingan Piala AFF U-19 di Surabaya
Korban tewas merupakan suporter, polisi, dan balita yang terlibat kerusuhan pasca-kekalahan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022, yang berakhir dengan skor 2-3.
Gilang tidak berkomentar apapun di media sosialnya. Namun ia mengubah foto profil akun Instagramnya dari semula foto dirinya menjadi simbol antikekerasan berupa pita putih menyala di atas latar hitam. (TRI)
Editor : Redaksi