BACASAJA.ID - Institus Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan alat skrining atau alat pendeteksi Covid-19 melalui bau ketiak, yakni I-Nose C19.
ITS menyerahkan, dua alat I-Nose C19 kepada RSI Jemursari untuk digunakan pada pasien rawat inap dan isolasi Covid-19.
Baca juga: Praktik Pemalsuan Surat GeNose Terbongkar di Pos Suramadu oleh Polres Tanjung Perak Surabaya
Atas hibah tersebut, Direktur RSI Jemursari, Dr Bangun Trapsilla Purwaka memberikan apresiasi. Ia menyebut bahwa alat yesting membutuhkan 3 poin utama.
"Pertama adalah murah. I-nose ini kna harganya di bawah 10 ribu. Jadi sangat dibutuhkan pasien," katanya.
Kedua adalah efektivitas atau waktu kerja. I-Nose C19 yang hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3.5 menit untuk menemukan hasilnya.
"Praktis dan efisien. Jadi sambil menunggu hasil test PCR, pasien bisa menggunakan alat ini," ujarnya.
Baca juga: Dapat Bantuan Alat GeNose C19, Pemkot Surabaya Sasar Fasilitas Publik
Sementara itu, Bangun membandingkan dengan efekivitas Ge-Nose, alat deteksi Covid-19 yang diinisiatori oleh Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
"Genose baik. Tapi kami dari RS berpikir, jika ditiup, kalau ada 1 yang infeksi, semua bisa kena. Takut menimbulkan masalah. Ini inovasi luar biasa menjawab kesehatan. Pasien tetap pakai masker, kami dapat cairan ketiaknya," keluhnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Wali Amanat ITS Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA menambahkan bila penggunaan I-Nose C19 memiliki keunggulan utama, yakni cepat dalam waktu 2-3 menit bisa disimpulkan positif negatifnya dam keamanannya.
Baca juga: Pelabuhan Tanjung Perak Sediakan Layanan Ge-Nose, Segini Tarifnya
"Kemudian, selang yang masuk ke ketiak itu kan aman. Baik yang dites untuk pasien positif maupun yang ingin tahu positif atau tidak," tuturnya.
Mantan Mendikbud RI ini menegaskan bahwa I-Nose C19 Tidak menggantikan tes PCR.
"PCR itu kan lama, rupiahnya juga tinggi. Ini butuh penanganan cepat. Misal kalau dari proses PCR dan i-nose sama, maka Bisa dipakai di depan. Kalau butuh diagnosa awal, ini sudah dapat," tandasnya. (byta/rg4)
Editor : Redaksi